Asam Urat Tidak Pandang Usia Ini Penyebabnya Meningkat di Kalangan Muda

Asam Urat Tidak Pandang Usia Ini Penyebabnya Meningkat di Kalangan Muda--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Asam urat, yang dulunya lebih sering dikaitkan dengan usia lanjut, kini semakin banyak ditemukan pada kelompok usia muda, termasuk remaja akhir hingga dewasa awal. Kondisi ini tentu memunculkan kekhawatiran baru dalam dunia kesehatan, mengingat pola serangan asam urat kerap menimbulkan nyeri mendadak, peradangan sendi, hingga gangguan aktivitas harian. Fenomena meningkatnya kasus asam urat pada generasi muda bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari kombinasi gaya hidup dan faktor lingkungan yang terus berubah.
Perubahan pola makan menjadi penyebab utama yang mendorong lonjakan kasus asam urat pada anak muda. Konsumsi makanan cepat saji, minuman tinggi gula (terutama fruktosa), serta kebiasaan makan daging merah, jeroan, dan seafood secara berlebihan menjadi pemicu utama. Makanan dan minuman tersebut mengandung kadar purin tinggi yang diubah tubuh menjadi asam urat, dan jika produksinya melebihi kapasitas pengeluaran ginjal, maka asam urat akan menumpuk dalam darah dan membentuk kristal di persendian.
BACA JUGA:Petualangan Tanpa Batas, Jelajahi Indonesia dengan Campervan
BACA JUGA:Kulit Buah Naga, Rahasia Saus dan Pewarna Alami yang Sehat
Kehidupan yang serba instan dan minim aktivitas fisik juga menjadi pemicu tak kalah signifikan. Banyak anak muda yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar tanpa olahraga yang cukup. Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan metabolisme tubuh melambat dan ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam urat dengan optimal. Bahkan, kelebihan berat badan atau obesitas yang semakin umum pada usia muda turut memperparah kondisi ini.
Tak hanya soal gaya hidup, stres kronis yang semakin tinggi di kalangan generasi muda juga ikut memainkan peran penting. Tekanan akademik, pekerjaan, hingga sosial media menciptakan ketegangan berkepanjangan yang dapat memengaruhi keseimbangan hormonal tubuh. Stres yang tak terkelola dengan baik akan memicu inflamasi sistemik yang mempercepat pembentukan kristal asam urat dan memperburuk gejala peradangan sendi.
Pengaruh alkohol dan rokok juga tak bisa diabaikan. Gaya hidup hedonis yang mulai akrab di kalangan muda mendorong konsumsi alkohol yang tinggi, terutama bir yang mengandung purin dalam jumlah besar. Selain itu, merokok yang masih banyak dilakukan remaja memperparah kondisi pembuluh darah dan sistem peredaran yang seharusnya berfungsi optimal untuk membuang racun dan kelebihan zat seperti asam urat.
BACA JUGA:Simak, 5 Makanan Pengganti Nasi yang Cocok Untuk Penderita Asam Urat
BACA JUGA:Rutin Olahraga dan Banyak Minum Air Putih, Ini 5 Daun Herbal Untuk Asam Urat
Faktor keturunan juga tetap menjadi bagian dari risiko, namun tidak berdiri sendiri. Banyak kasus menunjukkan bahwa individu muda dengan riwayat keluarga asam urat yang juga menerapkan gaya hidup buruk akan lebih cepat mengalami gejala. Kombinasi antara predisposisi genetik dan pemicu eksternal menjadikan asam urat tak lagi mengenal batas usia.
Sayangnya, banyak anak muda yang tidak menyadari bahwa nyeri sendi mendadak bisa menjadi gejala awal asam urat. Mereka sering mengira hanya keseleo biasa atau kelelahan. Padahal, bila dibiarkan tanpa pengobatan dan perubahan gaya hidup, serangan asam urat bisa semakin sering dan parah hingga mengganggu fungsi sendi secara permanen.
Peningkatan kesadaran dan edukasi menjadi langkah penting dalam mencegah tren ini semakin meluas. Pemeriksaan kesehatan rutin, terutama pengecekan kadar asam urat dalam darah, perlu dilakukan bahkan oleh mereka yang masih berusia produktif. Selain itu, perubahan gaya hidup menjadi lebih aktif, sehat, dan seimbang adalah investasi jangka panjang yang tak boleh ditunda.
Asam urat bukan lagi penyakit "orang tua". Kini, gaya hidup generasi muda yang tidak terkontrol telah menjadikan mereka kelompok baru yang rentan terhadap penyakit ini. Namun, kabar baiknya adalah kondisi ini bisa dicegah dan dikendalikan dengan disiplin dan kesadaran sejak dini.
BACA JUGA:Kadar Asam Urat Tinggi Memicu Rasa Nyeri dan Bengkak, Ini 5 Cara Menurunkan Asam Urat Secara Alami
________________________________________
Referensi
1. Dalbeth, N., Merriman, T. R., & Stamp, L. K. (2016). Gout. The Lancet, 388(10055), 2039–2052.
2. Choi, H. K., Atkinson, K., Karlson, E. W., Willett, W., & Curhan, G. (2004). Purine-rich foods, dairy and protein intake, and the risk of gout in men. NEJM, 350(11), 1093–1103.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Infodatin Gaya Hidup Sehat dan Penyakit Tidak Menular.
4. Mayo Clinic. (2024). Gout – Causes and Risk Factors.
5. Harvard Health Publishing. (2023). Gout in Young Adults: Why It’s Becoming More Common.