Ethiopia: Negara Paling Kekurangan Air

Ethiopia Negara Paling Kekurangan Air.--Sceenshot
koranrm.id - Ethiopia adalah negara yang oleh dunia barat dipandang sebagai simbol kelaparan dan kemiskinan. Dilansir dari channel youtube Doczon.
Demikian ini karena sepertiga dari total populasinya yang mencapai sekitar 109 juta orang hidup tanpa air bersih.
Secara total sekitar 31 persen atau sepertiga penduduk pada tahun 2019 mengandalkan air yang tidak layak untuk kebutuhan sehari-hari.
Dari 31% itu sekitar 8,6% penduduknya mengambil air minum dari sungai, danau Telaga dan sumber lain yang dianggap tidak layak.
Sedangkan sisanya, yaitu 22,5% meminum air yang tidak aman dari sumber dari tangan dan mata air alami.
Selain minim akses terhadap air yang layak dikonsumsi, sekitar 22,35% orang melakukan buang air besar sembarangan mereka menjadikan ladang hutan atau area di sepanjang pedesaan sebagai kamar mandi terbuka.
Selanjutnya kotoran manusia itu dibersihkan oleh air hujan di bawah menuju sungai Mata Air Kolam hingga Rawa tempat di mana Banyak orang mengumpulkan air untuk minum.
Akibatnya keluarga yang meminum air yang tercemar itu mengalami penyakit yang ditularkan melalui air dan mereka harus membayar biaya yang cukup mahal untuk perawatan di klinik maupun rumah sakit.
Dalam pandangan barat, buang air besar sembarangan merupakan penanda kemiskinan yang cukup ekstrim.
Dimana pada tahun 2000 hampir 80% orang Ethiopia menggunakan kamar kecil di luar dan di tempat terbuka. Di luar Citra negatif yang disematkan kepada Ethiopia negara yang terletak di Afrika Timur dengan area seluas 1 juta 104.300 km2 ini memiliki beragam fakta yang mengagumkan.
Ethiopia merupakan salah satu negara tertua di dunia yang didirikan pada sekitar 980 sebelum Masehi.
Bahkan diyakini jika negara ini adalah tempat lahirnya peradaban Kristen.
Adanya artefak-artefak arkeologis yang ditemukan di Ethiopia membuktikan bahwa Kristen telah resmi menjadi agama di Ethiopia sejak tahun 324 Masehi dan menjadikan negara ini sebagai negara kristen sebelum Roma.
Ethiopia merupakan satu dari sedikit negara di dunia yang tidak memiliki hari kemerdekaan.
Meski pada tahun 1936 hingga 1941 Italia pernah menjajah negara ini. Tetapi Italia tidak benar-benar bisa menguasai dan menjadikan Ethiopia sebagai koloninya.
Kendati tidak benar benar dikuasai Italia, tetapi sampai saat ini beberapa kebudayaan Italia dapat dirasakan di Adis Ababa yang merupakan ibukota Ethiopia.
Dihuni oleh suku yang beragam sehingga negara ini memiliki sekitar 80 bahasa yang berbeda, namun meski terdiri dari banyak suku Ethiopia menggunakan bahasa aromo dan amhari sebagai bahasa nasional.
Disamping juga menggunakan bahasa Inggris serta bahasa Arab amhari digunakan dalam dokumen-dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah Ethiopia.
Bahkan pada produk minuman internasional yang dibuat dan dikemas di Ethiopia banyaknya bahasa di Ethiopia membuat anak-anak di negara ini harus mempelajari beberapa bahasa, yaitu bahasa suku dan bahasa resmi negaranya.
Disamping juga harus menguasai bahasa Inggris sejak SMP. Sebab dari usia 12 tahun keatas seluruh pelajaran disampaikan dalam bahasa Inggris.
Ethiopia adalah satu-satunya negara di Afrika yang memiliki angka alfabet tersendiri mereka menggunakan Abu Gida yang dikenal dengan daftar suku kata Alfa yang terdiri dari 209 simbol dan 25 macam huruf.
Negara ini juga mengikuti kalender Julian yang terdiri dari 12 bulan, yang masing-masing bulan itu terdiri dari 30 hari.
Kalender ini merupakan tahun Syamsiah atau matahari dengan jumlah hari tetap setiap bulannya dan disisipi satu hari tiap 4 tahun.
Untuk Penyesuaian dengan panjang tahun tropis, kalender ini digunakan secara resmi di Eropa sampai kemudian diubah dengan penggunaan kalender Gregorius.
Pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius 13 karena penggunaan kalender Julius maka tahun keuangan Ethiopia dimulai pada tanggal 8 Juli dan tahun barunya jatuh pada tanggal 11 September.
Matahari menjadi petunjuk waktu di Ethiopia. Matahari terbit menandai permulaan hari dan matahari terbenam menandakan akhir hari. Karena itu ketika negara lain menunjukkan pukul 7, maka di Ethiopia akan dianggap jam 1 tengah hari. Sedangkan tengah malam di Ethiopia adalah jam 6 pagi di negara lain.
Ethiopia adalah negara yang terkurung daratan terpadat di dunia total populasinya telah tumbuh dari 38 juta Pada tahun 1983 menjadi 109 juta. Pada tahun 2019 sementara pada abad ke-19 populasinya hanya sekitar 9 juta. Hasil sensus penduduk dan perumahan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa populasi Ethiopia tumbuh rata-rata 2,6% per tahun.
Antara tahun 1994 dan tahun 2007 turun dari 2,8% selama periode 1983 hingga 1994 dan saat ini tingkat pertumbuhan populasi termasuk di antara 10 negara teratas di dunia.