Keju Edam Lebih dari Sekedar Rasa, Sebuah Warisan Kuliner Belanda

Keju Edam Lebih dari Sekedar Rasa, Sebuah Warisan Kuliner Belanda--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Keju Edam, dengan kulitnya yang merah menyala dan teksturnya yang padat, bukanlah sekadar camilan biasa. Ia adalah representasi dari sejarah, tradisi, dan keahlian pembuatan keju Belanda yang telah teruji selama berabad-abad.  Lebih dari sekadar rasa, keju Edam menawarkan pengalaman kuliner yang kaya, mengantar kita pada perjalanan rasa dan budaya yang memikat.

Sejarah Panjang, Rasa yang Tak Lekang Waktu

Asal-usul keju Edam dapat ditelusuri kembali ke abad ke-12 di kota Edam, Belanda Utara.  Nama "Edam" sendiri diambil dari nama kota tersebut, yang pada masa itu telah menjadi pusat perdagangan keju yang ramai.  Kepopulerannya meroket pada abad ke-18, ketika keju Edam diekspor secara luas ke seluruh dunia, menjadikannya komoditas perdagangan yang penting bagi Belanda.  Proses pembuatannya yang tradisional, diturunkan dari generasi ke generasi, memastikan kualitas dan cita rasa keju Edam tetap terjaga hingga saat ini.

BACA JUGA:Kue Kering Sagu Keju:l, Resep Sederhana untuk Rasa Mewah Lebaran

BACA JUGA:Resep Castangel Keju Simpel, Renyah, dan Ekonomis Cemilan Lezat Tanpa Ribet!

Proses Pembuatan yang Teliti dan Presisi

Pembuatan keju Edam merupakan proses yang panjang dan rumit, membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi.  Susu sapi, biasanya dari sapi Friesian Holstein, merupakan bahan utama.  Setelah proses pasteurisasi, susu tersebut kemudian difermentasi dengan bantuan bakteri asam laktat, menghasilkan tekstur dan rasa yang khas.  Proses penggumpalan susu menggunakan rennet, enzim yang membantu memisahkan dadih dari whey.  Dadih yang dihasilkan kemudian dipotong-potong dan dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu, sebelum akhirnya dicetak menjadi bentuk bola yang khas.

Setelah dicetak, keju Edam kemudian direndam dalam larutan garam selama beberapa hari, untuk mengawetkannya dan memberikan rasa asin yang seimbang.  Proses pematangan yang berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, menentukan tingkat kematangan dan intensitas rasa keju Edam.  Selama proses pematangan, kulit keju akan mengering dan berubah warna menjadi merah khas, yang umumnya dihasilkan dari lapisan lilin atau paraffin merah.  Warna merah ini bukan hanya estetika, tetapi juga berfungsi sebagai pelindung tambahan bagi keju dari kerusakan dan kontaminasi.

BACA JUGA:10 Mendali Kejuaran Piala Kemenpora RI Direbut Atlet Taekwondo

Karakteristik Unik Keju Edam

Keju Edam memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari jenis keju lainnya.  Teksturnya yang padat dan semi-keras, memberikan sensasi kenyal saat dikunyah.  Rasanya yang gurih dan sedikit asin, dengan aroma yang khas, membuatnya cocok dinikmati sendiri atau sebagai bagian dari hidangan lainnya.  Seiring dengan proses pematangan, rasa keju Edam akan semakin kuat dan kompleks.  Keju Edam muda memiliki rasa yang lebih lembut dan sedikit asam, sementara keju Edam tua memiliki rasa yang lebih tajam dan gurih.

Keju Edam dalam Kuliner Modern

Keju Edam telah berhasil mempertahankan popularitasnya hingga saat ini, bahkan di tengah maraknya jenis keju modern lainnya.  Keunikan rasa dan teksturnya membuatnya menjadi bahan yang serbaguna dalam berbagai hidangan.  Keju Edam dapat dinikmati langsung sebagai camilan, diiris tipis dan disajikan bersama roti atau cracker, atau diparut sebagai topping untuk pasta dan salad.  Ia juga sering digunakan dalam pembuatan berbagai hidangan, seperti sup, quiche, dan bahkan sebagai bahan utama dalam beberapa jenis masakan Belanda tradisional.

BACA JUGA:Cheese Roll Mini: Camilan Renyah dengan Kejutan Keju Lumer yang Mudah Dibuat!

BACA JUGA:Simak, 11 Efek Samping Makan Keju Salah Satunya Bisa Bikin BB Naik

Nilai Ekonomis dan Budaya

Keju Edam bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai ekonomis dan budaya yang signifikan bagi Belanda.  Industri pembuatan keju Edam telah menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi penting bagi perekonomian lokal.  Keju Edam juga menjadi simbol kebanggaan nasional, mewakili tradisi dan keahlian pembuatan keju Belanda yang telah teruji selama berabad-abad.  Festival-festival keju yang diadakan secara berkala di Belanda, semakin memperkuat posisi keju Edam sebagai warisan budaya yang berharga.

Keju Edam, dengan sejarahnya yang panjang, proses pembuatan yang teliti, dan karakteristik uniknya, telah berhasil memikat lidah dan hati penikmat keju di seluruh dunia.  Lebih dari sekadar rasa, keju Edam menawarkan pengalaman kuliner yang kaya, mengantar kita pada perjalanan rasa dan budaya yang memikat.  Ia adalah bukti nyata dari bagaimana sebuah tradisi kuliner dapat bertahan dan berkembang, melewati zaman dan tetap relevan hingga saat ini.  Maka, saat Anda menikmati sepotong keju Edam, jangan hanya merasakan rasanya, tetapi juga nikmatilah warisan kuliner yang terkandung di dalamnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan