Ramadhan sebagai Momentum Hijrah Memulai Kebiasaan Baik yang Bertahan Setelah Lebaran

Ramadhan sebagai Momentum Hijrah Memulai Kebiasaan Baik yang Bertahan Setelah Lebaran.--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Ramadhan bukan sekadar bulan penuh berkah, tetapi juga kesempatan bagi setiap individu untuk melakukan refleksi dan memperbaiki diri. Momentum ini sering dianggap sebagai waktu yang tepat untuk berhijrah, baik dalam aspek spiritual, emosional, maupun kebiasaan sehari-hari. Banyak orang yang selama bulan Ramadhan berusaha memperbaiki ibadah mereka, seperti lebih rajin shalat berjamaah, memperbanyak membaca Al-Qur’an, hingga meningkatkan amalan sedekah. Namun, tantangan terbesar bukanlah melaksanakan ibadah tersebut selama Ramadhan, melainkan mempertahankannya setelah bulan suci berakhir. Pertanyaannya, bagaimana cara memastikan kebiasaan baik yang dibangun di bulan Ramadhan tetap bertahan dalam kehidupan sehari-hari setelah Lebaran?
BACA JUGA:Ini Ciri-ciri dan Jumlah Pelaku Maling Kotak Amal di Masjid Al-Muhajirin
BACA JUGA:Begini Cara Mamalia Laut Tidur di Bawah Air, Sudah Tau?
Salah satu cara efektif untuk mempertahankan kebiasaan baik adalah dengan membangun rutinitas secara bertahap dan konsisten. Studi psikologi menunjukkan bahwa kebiasaan baru membutuhkan waktu sekitar 21 hingga 66 hari untuk menjadi bagian dari rutinitas seseorang. Oleh karena itu, setelah Ramadhan, penting untuk terus melaksanakan ibadah yang telah menjadi kebiasaan selama sebulan penuh, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Misalnya, jika sebelumnya seseorang mampu membaca satu juz Al-Qur’an setiap hari, setelah Ramadhan ia dapat menyesuaikan dengan membaca beberapa halaman per hari agar tetap berkelanjutan. Selain itu, menjaga lingkungan yang mendukung perubahan juga merupakan faktor kunci dalam mempertahankan kebiasaan baik. Berinteraksi dengan komunitas yang memiliki nilai dan tujuan yang sama, seperti kelompok kajian Islam atau majelis taklim, dapat membantu seseorang tetap istiqamah dalam perjalanan hijrahnya.
BACA JUGA:Jamaludin Pecahkan Rekor, Muhammad Rifqy Pertahankan Gelar Juara PON 2024
Dari sisi sosial, Ramadhan juga mengajarkan nilai empati dan kepedulian terhadap sesama. Banyak orang yang lebih aktif dalam berbagi dan bersedekah selama bulan ini, namun sering kali kebiasaan ini berkurang setelah Ramadhan berakhir. Padahal, Islam mengajarkan bahwa berbagi bukan hanya kewajiban di bulan tertentu, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari. Mempertahankan semangat berbagi dapat dilakukan dengan menetapkan jadwal rutin untuk bersedekah atau membantu orang lain, misalnya dengan menyisihkan sebagian penghasilan setiap bulan untuk donasi, atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial secara berkala.
BACA JUGA:Jamaludin Pecahkan Rekor, Muhammad Rifqy Pertahankan Gelar Juara PON 2024
BACA JUGA:3 Amalan yang Pahalanya Setara dengan Ibadah Haji dan Umrah, Apa Itu?
Selain ibadah dan kebiasaan berbagi, menjaga kesehatan fisik juga merupakan bagian penting dari hijrah di bulan Ramadhan. Pola makan yang lebih teratur dan seimbang saat puasa dapat dijadikan momentum untuk menerapkan gaya hidup sehat dalam jangka panjang. Banyak orang yang terbiasa mengurangi konsumsi makanan tidak sehat selama Ramadhan, seperti makanan berminyak dan berlebihan, yang sebaiknya tetap dijaga setelah Lebaran agar tubuh tetap sehat dan bugar.
Pada akhirnya, hijrah yang dimulai di bulan Ramadhan tidak harus selalu dalam bentuk perubahan besar, tetapi lebih pada upaya konsisten dalam memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Kuncinya adalah memiliki niat yang kuat, lingkungan yang mendukung, serta strategi yang realistis untuk mempertahankan kebiasaan baik tersebut. Jika seseorang mampu menjadikan Ramadhan sebagai titik awal transformasi diri, maka keberkahan bulan suci ini tidak hanya dirasakan selama satu bulan, tetapi sepanjang hidup.
Referensi:
• Baumeister, R. F., & Tierney, J. (2011). Willpower: Rediscovering the Greatest Human Strength. Penguin.
• Clear, J. (2018). Atomic Habits: An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones. Avery.
• Al-Qur’an dan Hadis tentang keutamaan hijrah dan istiqamah dalam kebaikan.