TST

Sahad Abdullah--

Opini Oleh: Sahad Abdullah 

POLITIK uang itu dilarang. Kalau ketahuan. Kalau tidak ketahuan, aman. Atau kita sudah TST -Tahu Sama Tahu- sehingga tidak perlu melapor meskipun melihat ada bagi-bagi uang (politik uang) menjelang Pileg. 

Memasuki masa tenang kampanye, seluruh Alat Peraga Kampaye ditertibkan. Tidak boleh ada aktivitas kampanye. Baik terbuka maupun tertutup. 

Benarkah dalam masa tenang tidak ada kampanye. Mungkin benar, mungkin juga salah. Pada masa tenang inilah, gerakan dari Caleg semakin gencar. Setidaknya para tim sukses. Tapi gerakan ini senyap, nyaris tidak terdengar, tapi terasa. TST.

Ketika masa kampanye berlangsung, souvenir hilir-mudik. Dari rumah satu ke rumah lain. Bentuknya bermacam-macam. Ada sendok, sajadah, kalender, botol air mineral, hingga minyak goreng, teh, kopi, dan sejenisnya. 

BACA JUGA:Sudah Menggunakan SUTT, Tapi Listrik Masih Byar-pet. Inilah Penyebabnya

Memasuki masa tenang kampanye, yang beredar (secara diam-diam) adalah uang. Informasi yang saya dapat, nominalnya bervariasi, Rp50 ribu, Rp100 ribu bahkan ada Rp200 ribu. TST. Apakah informasi ini, entahlah. Sulit dibuktikan. 

Saya katakan sulit dibuktikan, karena larangan politik uang sudah ada seiring digelarnya Pemilu. Lahirnya larangan politik uang, tentu karena ada kejadian. 

Pemerintah telah membentuk perangkat pengawas Pemilu. Di tingkat kabupaten ada Bawaslu dan di tingkat kecamatan ada Panwascam. Tapi sejauh ini belum mencuat ke publik ada politik uang yang yang terungkap dan tertangkap. 

Padahal politik uang selalu menjadi isu hangat dalam setiap gelaran Pemilu. Apakah hanya sekedar isu, atau benar-benar ada politik uang, atau TST.

Seiring dengan berjalannya waktu, isu politik uang ini akan terjawab dengan sendirinya. 

BACA JUGA:Hanya di Kecamatan Penarik yang Masih Ada Desa Tertinggal, Berikut Status 148 Desa di Mukomuko

Mereka yang kalah akan "berbagi duka" Curhat ke sana ke mari, bahwa saat mencalon sebagai anggota dewan, habis sekian. Ini dijual, itu dijual, hutang di sana sini, stres. 

Tanpa diminta mereka juga akan bercerita, sudah bagi-bagi ini dan itu, kesini dan kesini. 

Ketika ada mantan Caleg berbagi cerita, hal yang paling bijaksana (barangkali) kita menjadi pendengar setia. Meskipun yang bersangkutan tidak berbagi souvenir atau uang dengan kita, setidaknya berbagi cerita. Cukup Tahu Sama Tahu saja.

Barang kali, kita juga akan mendengar kabar bahwa, ada mantan Caleg yang menarik bantuan, karena perolehan suara tidak sesuai kesepakatan. 

BACA JUGA:Mundam Marap Prioritaskan Pencegahan Stunting

Mungkin juga, kita akan mendengar ada mantan Caleg yang perlu perawatan khusus, karena tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya belum terpilih sebagai wakil rakyat. 

Jika iya, maka bisa dijadikan indikasi adanya politik uang, yang selama ini sulit diungkap. Menarik untuk ditunggu.*

Tag
Share