Gaya Hidup Off-Grid Apakah Kita Siap Hidup Tanpa Internet dan Listrik

Gaya Hidup Off-Grid Apakah Kita Siap Hidup Tanpa Internet dan Listrik.--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Di era digital yang serba terkoneksi, sebagian orang mulai tertarik untuk menjalani gaya hidup off-grid, yaitu hidup tanpa ketergantungan pada jaringan listrik dan internet konvensional. Fenomena ini tidak hanya menjadi pilihan bagi mereka yang ingin lebih dekat dengan alam, tetapi juga bagi individu yang menginginkan kemandirian energi dan kebebasan dari teknologi modern. Namun, apakah manusia modern benar-benar siap untuk meninggalkan kenyamanan listrik dan internet?
Gaya hidup off-grid mengacu pada kehidupan yang mandiri dari infrastruktur utilitas umum seperti listrik dari jaringan nasional, pasokan air kota, dan layanan internet berbasis kabel. Orang yang menjalankan gaya hidup ini biasanya mengandalkan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, serta mengelola kebutuhan air dan makanan mereka secara mandiri.
BACA JUGA:Gaya Hidup Tanpa Jejak Karbon: Apakah Mungkin Hidup 100% Ramah Lingkungan?
BACA JUGA:Tren ‘Co-Living’ Gaya Hidup Baru untuk Generasi yang Tidak Mau Punya Rumah
Mereka yang memilih gaya hidup off-grid beragam, mulai dari individu yang ingin hidup lebih dekat dengan alam, keluarga yang menginginkan kemandirian energi, hingga komunitas yang sadar lingkungan dan ingin mengurangi jejak karbon mereka. Selain itu, beberapa kelompok prepper—orang-orang yang bersiap menghadapi kemungkinan krisis global—juga menerapkan gaya hidup ini sebagai bentuk kesiapan.
Tren gaya hidup off-grid mulai mendapatkan popularitas pada awal abad ke-21, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, ketidakstabilan ekonomi, serta ketergantungan manusia terhadap teknologi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak dokumenter dan publikasi yang menyoroti orang-orang yang berhasil hidup tanpa jaringan listrik dan internet.
Gaya hidup off-grid lebih umum ditemukan di daerah pedesaan atau terpencil di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan beberapa bagian Eropa. Namun, dengan kemajuan teknologi panel surya dan sistem penyimpanan energi, beberapa individu juga berhasil menerapkan gaya hidup ini di lingkungan perkotaan dengan berbagai modifikasi.
BACA JUGA:Dunia Tanpa Smartphone Bisakah Kita Kembali ke Gaya Hidup Sebelum Era Digital
BACA JUGA:Metaverse Tren atau Masa Depan Gaya Hidup Digital?
Mengapa seseorang memilih untuk hidup off-grid? Motivasi utamanya termasuk keinginan untuk hidup lebih mandiri, mengurangi biaya hidup, menjaga lingkungan, serta menghindari stres dari kehidupan modern yang sibuk dan bergantung pada teknologi.
Bagaimana seseorang bisa menjalani gaya hidup off-grid? Untuk benar-benar mandiri, seseorang perlu memiliki sumber energi alternatif seperti panel surya atau turbin angin, sistem penyaringan dan pengumpulan air hujan, serta kemampuan untuk bercocok tanam atau beternak guna memenuhi kebutuhan pangan. Selain itu, keterampilan bertahan hidup dan manajemen sumber daya menjadi sangat penting.
Kesimpulannya, meskipun gaya hidup off-grid menawarkan kebebasan dan keberlanjutan, tidak semua orang siap untuk meninggalkan kenyamanan modern. Bagi mereka yang ingin mencoba, transisi bertahap dengan mengadopsi teknologi energi terbarukan dan keterampilan mandiri dapat menjadi langkah awal yang efektif.
BACA JUGA:Menyembuhkan Diabetes Secara Alami, Eksplorasi Obat Herbal dan Gaya Hidup Sehat
Referensi
• Off-Grid Living Journal (2023). "Sustainable Energy Solutions for an Independent Life."
• Journal of Environmental Studies (2023). "The Psychological and Ecological Benefits of Living Off-Grid."
• World Renewable Energy Report (2022). "The Role of Solar and Wind Power in Off-Grid Communities."