2026 Indonesia Bebas Ikatan Impor Solar
![](https://radarmukomuko.bacakoran.co/upload/4c26cbd2f9369c563a9b63d0ceed1767.jpg)
2026 Indonesia Bebas Ikatan Impor Solar--screnshoot dari web
KORANRM.ID - Indonesia tengah menargetkan tahun 2026 mendatang bisa bebas dari impor BBM jenis solar. Sebab, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus buat terobosan dalam pengelolaan minyak kelapa sawit. Hal tersebut diperkuat dengan rencana pemerintah akan mengimplementasikan kebijakan biodiesel dengan kandungan 50 persen (B50) berbahan baku dari kelapa sawit. Tahapan demi tahapan dilakukan secara masif. Kementrian ESDM juga menyebut, mulai tahun 2025 ini, impor solar dalam negeri juga sudah mulai turun. Hal tersebut dikarenakan mulai per Januari 2025 kemarin pemerintah sudah memberlakukan program mandatori biodiesel BBM jenis solar berbahan baku dari minyak kelapa sawit 40 persen atau dikenal dengan B40. Untuk keberlanjutan, tahun 2026 ditargetkan menjadi B50.
BACA JUGA:Berkat TBS Sawit, Indonesia Bisa Bebas dari Impor Solar
Menteri ESDM, Bahlil menilai penurunan impor terjadi menyusul diberlakukannya program mandatori biodiesel 40 persen atau B40 yang dimulai sejak awal tahun 2025 kemarin. Proyeksi penurunan impor tersebut terpantau hampir mencapai setengahnya dibandingkan realisasi impor solar tahun 2024 lalu. Dalam catatan Kementerian ESDM, impor solar RI di tahun 2024 mencapai 7,9 juta KL. Bahkan, Bahlil mengungkapkan impor solar dalam negeri sepanjang tahun 2025 ini akan turun menjadi 4,6 juta kilo liter (KL). Di samping itu, bahwa penerapan B40 juga memberikan dampak besar dalam penghematan devisa negara. Berdasarkan proyeksi, penghematan devisa negara meningkat menjadi Rp 147,5 triliun. "Nanti kalau 2025 sekarang lagi berjalan, 2026 kita dorong ke B50 maka Insya Allah kita tidak lagi impor solar," ungkap ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam Konferensi Pers dikutip Kamis (6/2) kemarin.
BACA JUGA:Update Harga BBM Pertamina Hari Ini, 23 Desember 2024: Pertalite, Pertamax, hingga Bio Solar
Sebagaimana diketahui, PT Pertamina Patra Niaga mulai menyalurkan Bahan Bakar Nabati (BBN) biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 40 persen atau B40 secara bertahap di beberapa wilayah. Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti keputusan pemerintah melalui Kementerian ESDM terkait kebijakan penyaluran Biosolar yang semula memiliki kandungan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) 35 persen atau B35 menjadi B40. Seperti yang diungkapkan Corporate Secretary, Heppy Wulansari, berdasarkan Kepmen ESDM No. 345.K/EK.01/MEM.E/2024 tanggal 30 Desember 2024 terdapat 24 Badan Usaha BBN yang ditunjuk pemerintah sebagai supplier FAME. Selain itu, terdapat 28 Badan Usaha BBM yang diwajibkan untuk melakukan bauran nabati pada produk BBM jenis gasoil nya atau menjual B40, diantaranya Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga.
BACA JUGA:Mulai Berlaku Dikota Bengkulu Beli Bio Solar Tidak Menerima Uang Cash, Tapi Pakai Dopet Digital Ini
Menurut dia, dengan adanya penyaluran B40 ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil, serta mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. "Hingga saat ini Pertamina Patra Niaga sudah menerima FAME dari BU BBN di 34 titik serah atau sekitar 80 persen dari target titik serah B40. FAME yang telah kami terima langsung di proses di Terminal BBM, dan kami salurkan ke SPBU secara bertahap dan telah dimulai pada minggu pertama Januari 2025. Mudah-mudahan program pemerintah ini bisa berjalan sesuai dengan target yang sudah diproyeksi," kata Heppy dalam keterangan tertulis, Jumat (17/1) lalu.