Mukomuko Bakal Menjadi Sentra Pangan Sehat?

Inilah para petani muda selaku pelopor petani organic di Kabupaten Mukomuko. Dari tangan mereka akan dihasilkan pangan sehat, yang bebas dari residu.--ISTIMEWA

KORAN DIGITAL RM – Dalam jangka panjang, Kabupaten Mukomuko diharapkan menjadi sumber produksi pangan sehat. Pangan sehat yang dimaksud, adalah padi serta tanaman holtikultura yang tidak mengandung zat kimia atau residu. 

Hal ini sudah dimulai dengan semakin banyaknya petani yang beralin dari bercocok tanaman menggunakan pupuk kimia, menjadi tanam organik. Baik tanaman padi maupun tanaman holtikultura. Bawang merah, cabai, semangka dan sebagainya. 

Saat ini petani organik di Mukomuko didominasi petani muda atau lebih dikenal dengan petani milenial. Dengan usia dibawah 30 tahun. Mereka berada di Kecamatan Lubuk Pinang, Air Manjuto, dan Teras Terunjam.

Berlahan tapi pasti, jumlah petani organik di Mukomuko terus bertambah. Tidak berlebihan kiranya, jika Kabupaten Mukomuko bakal menjadi sentra pangan sehat. 

BACA JUGA:Agenda Besar Timnas Indonesia Setelah Tersingkir dari Piala Asia

Pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan, Kabupaten Mukomuko, mendukung penuh para petani milenial untuk terus berkarya dengan tanaman organiknya.

Dukungan yang diberikan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Dinas Pertanian, ambil bagian dalam hal sosialisasi dan penyuluhan pentingnya bertanam secara organik. Sedangkan Dinas Ketahanan Pangan, akan ambil bagian dengan membantu petani untuk mendapatkan sertifikat Prima 3. Prima 3 adalah sertifikat yang dikeluarkan untuk makanan yang tidak mengandung residu. 

‘’Prima 3 menjadi syarat utama, ketika kita ingin menjual produk organic, baik beras, bawang merah, tomat dan sebagainya di swalayan,’’ ujar Pelaksana tugas (Plt) Kadis Ketahanan Pangan, Elxandy Ultira Dharma, S.TP. M.Ev. Dev alias Etang.

Etang juga menyampaikan, untuk mendapatkan sertifikat Prima 3 memang tidak mudah. Proses tanam dikawal dan didampingi oleh pihak terkait, dari provinsi. Mulai dari olah tanah, tahap penanaman, penanganan hama dan penyakit, hingga panen. Hasil panen akan dilakukan uji laboratorium, untuk mengetahui ada atau tidaknya residu kimia dalam hasil panen tersebut. 

BACA JUGA:Hati-hati Jalan Inpres Setia Budi-Tanah Harapan Rawan Banjir

‘’Kami akan membantu jika ada petani yang ingin mendapatkan sertifikat Prima 3. Dengan adanya sertifikat ini, harga pangan organik beda dengan pangan non organik. Untuk saat ini, padi organik dan non organik harganya sama,’’ tambah Etang.

Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian, Kabupaten Mukomuko, Novi Hidayanti, SP memberikan apresiasi terhadap petani organik muda. Ia berpesan, para petani milenial ini terus berkarya. Memberikan yang terbaik untuk bangsa. 

‘’Ini anak-anak muda yang luar biasa. Menjadi petani organic, bukan hanya menguntungkan diri sendiri, tapi ikut mendukung kesehatan masyarakat secara luas,’’ kata Novi dalam sambutan singkatnya pada acara panen bersama padi organik di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang. Minggu 28 Januari 2024.*

Tag
Share