Pengaruh Musik terhadap Produktivitas Apa Kata Sains

Pengaruh Musik terhadap Produktivitas Apa Kata Sains .--screnshoot dari web

KORANRM.ID - Musik telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia, baik untuk hiburan, relaksasi, maupun sebagai pendamping aktivitas sehari-hari. Dalam konteks pekerjaan atau belajar, banyak orang mengandalkan musik untuk meningkatkan fokus dan produktivitas. Namun, apakah musik benar-benar memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas, atau apakah itu sekadar preferensi individu? Sains memiliki jawabannya.

Penelitian menunjukkan bahwa musik dapat memengaruhi otak dalam berbagai cara, tergantung pada jenis musik, intensitasnya, dan tugas yang sedang dilakukan. Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Experimental Psychology menemukan bahwa musik dapat meningkatkan suasana hati, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan efisiensi dalam menyelesaikan tugas tertentu. Misalnya, musik dengan tempo cepat sering dikaitkan dengan peningkatan energi, sementara musik yang lebih tenang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan konsentrasi.

BACA JUGA:Nadin Amizah Lebih dari Sekadar Cantik, Sebuah Estetika dalam Musik dan Diri

BACA JUGA:Musik Digital dan AI: Apakah Komposer Manusia Masih Dibutuhkan?

Namun, efek musik pada produktivitas tidak selalu seragam. Para peneliti di Universitas Cambridge menemukan bahwa musik instrumental, seperti musik klasik atau ambient, lebih cocok untuk tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Musik dengan lirik, di sisi lain, cenderung mengganggu kinerja pada tugas yang melibatkan pemrosesan bahasa, seperti menulis atau membaca. Hal ini disebabkan oleh fenomena yang disebut verbal interference, di mana otak harus bersaing antara mendengarkan lirik dan memproses informasi verbal lainnya.

Bagi sebagian orang, musik dapat bertindak sebagai pemicu kreativitas. Musik yang menyenangkan dan familiar dapat merangsang pelepasan dopamin di otak, yang berkontribusi pada perasaan bahagia dan peningkatan aliran ide. Hal ini terutama berlaku untuk pekerjaan kreatif seperti mendesain, melukis, atau menulis cerita. Di sisi lain, bagi mereka yang memiliki gangguan perhatian atau kepekaan terhadap suara, musik mungkin lebih menjadi gangguan daripada alat bantu produktivitas.

Selain jenis musik, konteks juga memainkan peran penting dalam efektivitasnya. Musik latar yang diputar di kantor atau ruang belajar sering kali dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang menenangkan. Namun, jika volumenya terlalu tinggi atau jenis musiknya tidak disukai, hasilnya justru bisa kontraproduktif. Penelitian yang dilakukan di Universitas Tokyo menunjukkan bahwa musik yang sesuai dengan preferensi pribadi memiliki dampak positif yang lebih besar dibandingkan musik yang dipaksakan.

Salah satu contoh menarik adalah penggunaan musik dalam industri. Di pabrik-pabrik atau restoran, musik sering digunakan untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Musik dengan irama energik dapat membantu pekerja tetap bersemangat selama jam kerja yang panjang. Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa pekerja di lingkungan yang dipenuhi musik cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas mereka dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam keheningan total.

BACA JUGA:Fenomena K-Pop: Bagaimana Korea Menggebrak Dunia Musik

Namun, ada batasan terhadap seberapa efektif musik dapat meningkatkan produktivitas. Ketika tugas yang dikerjakan sangat kompleks atau membutuhkan konsentrasi penuh, bahkan musik instrumental dapat menjadi gangguan. Dalam kondisi ini, keheningan mungkin menjadi pilihan terbaik. Sebuah studi di Applied Cognitive Psychology menunjukkan bahwa keheningan total lebih efektif untuk tugas-tugas yang melibatkan analisis mendalam atau pengambilan keputusan kritis.

Bagaimana dengan genre musik? Musik klasik sering disebut sebagai pilihan terbaik untuk meningkatkan fokus, berkat kompleksitas melodinya yang merangsang otak tanpa terlalu mengganggu. Musik jazz dan lo-fi juga semakin populer, terutama di kalangan pelajar dan pekerja jarak jauh, karena alur yang santai dan konsisten. Sementara itu, musik pop atau rock mungkin lebih cocok untuk tugas-tugas fisik atau yang bersifat repetitif.

Dengan adanya perangkat streaming musik dan playlist yang dirancang khusus untuk produktivitas, seperti "Focus" atau "Deep Work," akses ke musik yang sesuai untuk setiap tugas menjadi semakin mudah. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan pengalaman musik mereka berdasarkan kebutuhan individu, baik untuk meningkatkan konsentrasi, mengurangi stres, atau memacu semangat.

Kesimpulannya, musik dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan produktivitas jika digunakan dengan bijak. Efeknya bergantung pada jenis tugas, preferensi pribadi, dan pemilihan genre yang tepat. Bagi sebagian orang, keheningan tetap menjadi lingkungan kerja terbaik, sementara yang lain mungkin menemukan aliran produktivitas mereka dalam irama musik favorit. Yang terpenting adalah menemukan keseimbangan dan memahami apa yang paling cocok untuk kebutuhan individu Anda.

Referensi:

1. Lesiuk, T. (2005). "The effect of music listening on work performance." Psychology of Music.

2. Hallam, S., & Price, J. (1998). "Can the use of background music improve the behaviour and academic performance of children with emotional and behavioural difficulties?" British Journal of Special Education.

3. Kang, H., & Williamson, V. (2013). "Background music can aid productivity and creativity in workplace tasks." Journal of Work Psychology.

4. The Guardian. (2022). "Why music makes us productive: the science behind it."

5. BBC Science. (2023). "How music impacts the brain and improves productivity."

 

Tag
Share