Gunung Bromo Keindahan yang Dipadukan dengan Misteri dan Mitos
Gunung Bromo Keindahan yang Dipadukan dengan Misteri dan Mitos--screnshoot dari web
KORANRM.ID.Gunung Bromo, dengan keindahannya yang memukau, tak hanya menyajikan panorama alam yang spektakuler, tetapi juga menyimpan segudang cerita, legenda, dan mitos yang turun-temurun diwariskan oleh masyarakat sekitar. Kemegahannya yang terpancar dari kawah yang masih aktif hingga hamparan lautan pasir yang luas, seolah menyimpan energi mistis yang membungkus setiap sudutnya. Artikel ini akan mengupas beberapa mitos dan legenda yang melekat pada Gunung Bromo, yang menambah daya tarik dan aura mistis gunung berapi yang ikonik ini.
1. Legenda Joko Seger dan Roro Anteng:
Mitos yang paling terkenal seputar Gunung Bromo adalah legenda Joko Seger dan Roro Anteng, sepasang kekasih yang membangun kerajaan di sekitar gunung tersebut. Konon, mereka memohon kepada penguasa gunung untuk diberi keturunan. Sebagai syarat, anak bungsu mereka harus dipersembahkan sebagai tumbal. Setelah mendapatkan 24 anak, mereka melanggar janji, dan sang anak bungsu, Kesuma, dipersembahkan sebagai tumbal. Kesuma kemudian menghilang di kawah Bromo, dan sejak saat itu, masyarakat Tengger melakukan upacara Yadnya Kasada setiap tahun sebagai bentuk persembahan kepada para dewa dan penghormatan kepada leluhur. Upacara ini menjadi bukti nyata bagaimana legenda ini begitu melekat dalam kehidupan masyarakat Tengger.
BACA JUGA:Ulat Jati dan Tongkat Ajaib, Kisah Lucu dari Gunungkidul yang Menggugah Refleksi
2. Larangan Membuang Sampah Sembarangan:
Masyarakat sekitar Gunung Bromo sangat meyakini pentingnya menjaga kebersihan dan kesucian gunung. Ada kepercayaan kuat bahwa membuang sampah sembarangan di sekitar Gunung Bromo akan mendatangkan malapetaka. Ini bukan sekadar kepercayaan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada alam dan leluhur. Kepercayaan ini juga mendorong kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan, yang sejalan dengan upaya konservasi alam.
3. Kawah Bromo sebagai Tempat Tinggal Roh Leluhur:
Kawah Bromo dipercaya sebagai tempat tinggal roh leluhur masyarakat Tengger. Oleh karena itu, terdapat pantangan-pantangan tertentu yang harus dipatuhi saat berada di sekitar kawah, seperti tidak boleh berteriak keras atau melakukan tindakan yang dianggap tidak sopan. Kepercayaan ini menunjukkan penghormatan yang mendalam terhadap leluhur dan alam sekitar. Hal ini juga dapat diinterpretasikan sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi.
4. Suara Misterius dari Dalam Kawah:
Banyak pendaki yang mengaku mendengar suara-suara misterius dari dalam kawah Bromo, terutama di malam hari. Suara-suara tersebut diyakini sebagai suara para roh leluhur atau makhluk gaib yang mendiami gunung tersebut. Kepercayaan ini menambah aura mistis Gunung Bromo dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pencinta hal-hal mistis. Namun, secara ilmiah, suara-suara tersebut bisa jadi berasal dari aktivitas vulkanik gunung itu sendiri.
BACA JUGA:Ulat Jati dan Tongkat Ajaib, Kisah Lucu dari Gunungkidul yang Menggugah Refleksi
5. Pantangan-Pantangan Tertentu:
Terdapat berbagai pantangan yang dipercaya oleh masyarakat sekitar Gunung Bromo, seperti larangan mengambil pasir atau batu dari sekitar gunung, larangan berbicara kasar, dan larangan melakukan tindakan yang dianggap tidak sopan. Pantangan-pantangan ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan keseimbangan alam. Hal ini menunjukkan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam dan menghormati kekuatan alam yang ada.
6. Pengaruh Gunung Bromo terhadap Cuaca:
Masyarakat sekitar percaya bahwa Gunung Bromo memiliki pengaruh terhadap cuaca di sekitarnya. Perubahan cuaca yang tiba-tiba di sekitar gunung sering dikaitkan dengan aktivitas gaib di gunung tersebut. Ini menunjukkan bagaimana masyarakat setempat memahami dan berinteraksi dengan alam sekitarnya, melihat gunung bukan hanya sebagai objek geografis, tetapi juga sebagai entitas yang memiliki kekuatan dan pengaruh.
7. Mitos tentang Hewan-Hewan Suci:
Beberapa hewan tertentu di sekitar Gunung Bromo dianggap sebagai hewan suci, seperti sapi. Melihat atau mengganggu hewan-hewan ini dipercaya dapat mendatangkan malapetaka. Ini menunjukkan bagaimana masyarakat setempat menghargai dan menghormati kehidupan di sekitar mereka, bahkan hewan-hewan yang dianggap biasa.
BACA JUGA:Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Erupsi, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 10 Kilometer
BACA JUGA:Gunung Dempo Berkabut Pasca Erupsi, Pendakian Ditutup Sementara
Mitos dan legenda yang melekat pada Gunung Bromo bukan hanya sekadar cerita, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal, nilai-nilai budaya, dan hubungan harmonis antara manusia dan alam. Kepercayaan-kepercayaan ini telah diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Tengger. Meskipun beberapa mitos tersebut mungkin terdengar mistis, namun di baliknya tersimpan nilai-nilai luhur yang patut dijaga dan dihormati. Keindahan alam Gunung Bromo yang spektakuler semakin diperkaya oleh misteri dan legenda yang membuatnya menjadi destinasi wisata yang unik dan penuh pesona. Dengan memahami mitos-mitos ini, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya dan kearifan lokal yang terpatri di sekitar Gunung Bromo.