Bintang Emon Sindir Rencana PPN 12 Persen: 'Emang Harus S3 Ilmu Politik Buat Ngomong?

Jumat 27 Dec 2024 - 07:16 WIB
Reporter : Ahmad Kartubi
Editor : Fahran

radarmukomukobacakoran.com- Bintang Emon, komedian dan konten kreator Indonesia yang dikenal dengan gaya humor yang tajam, kembali mencuri perhatian publik. Kali ini, ia melontarkan sindiran tajam terkait wacana pemerintah mengenai rencana penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen yang akan diterapkan pada beberapa barang dan layanan, termasuk produk digital dan transaksi online. Sindiran tersebut dilontarkan melalui akun media sosialnya, yang segera viral dan menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan netizen.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk menaikkan tarif PPN menjadi 12 persen. Kebijakan ini bagian dari upaya pemerintah untuk menambah pendapatan negara dan menyesuaikan dengan ekonomi digital yang semakin berkembang. Rencana ini juga mencakup pengenaan PPN pada transaksi digital, yang sebelumnya tidak dikenakan pajak, serta produk dan layanan tertentu yang tidak termasuk dalam kategori barang-barang yang sudah dipajaki.

Meskipun tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk menggenjot pendapatan negara, kebijakan ini menimbulkan polemik di kalangan masyarakat, khususnya di kalangan konsumen. Banyak yang merasa keberatan dengan kenaikan pajak tersebut, yang diyakini akan menambah beban ekonomi mereka, terutama bagi mereka yang berada dalam kelas menengah ke bawah.

Bintang Emon, yang dikenal kritis terhadap kebijakan pemerintah, melalui cuitan di media sosialnya mengungkapkan sindiran terhadap rencana tersebut. Dalam unggahannya, ia bertanya dengan nada sarkastik, “Emang harus S3 Ilmu Politik buat ngomong?” Sindiran ini dilontarkan sebagai respons terhadap apa yang dianggapnya sebagai kebijakan yang tidak sepenuhnya mempertimbangkan kondisi masyarakat, terutama mereka yang merasa kesulitan akibat beban pajak yang semakin berat.

BACA JUGA:Tanpa Kulkas, Santan Tetap Segar Seharian! Ini Rahasia Sederhananya

BACA JUGA:Stay Vacation Bersama Keluarga dan Teman Teman, 7 Rekomendasi Kegiatan yang Bisa Kamu lakukan di Hari Natal

Pernyataan Bintang Emon ini mendapatkan banyak perhatian, karena ia sering kali menggunakan humor untuk menyampaikan kritik sosial. Sindirannya ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga membuat banyak orang berpikir mengenai dampak kebijakan pemerintah terhadap kehidupan mereka sehari-hari.

Rencana penerapan PPN 12 persen sendiri telah menuai berbagai reaksi dari berbagai kalangan. Beberapa pihak, terutama mereka yang mendukung kebijakan ini, berpendapat bahwa ini adalah langkah yang diperlukan untuk meningkatkan penerimaan negara yang dapat digunakan untuk pembangunan dan pengembangan infrastruktur. Namun, banyak juga yang menilai bahwa kebijakan ini akan memberatkan masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi COVID-19.

Bintang Emon bukanlah satu-satunya yang melontarkan kritik terhadap kebijakan ini. Sejumlah kalangan, termasuk pengamat ekonomi dan politisi, juga menyuarakan ketidaksetujuan mereka, dengan alasan bahwa kebijakan ini akan semakin memperburuk ketimpangan sosial dan ekonomi di Indonesia.

Pemerintah pun, dalam beberapa kesempatan, berusaha menjelaskan bahwa rencana penerapan PPN 12 persen ini adalah bagian dari reformasi pajak yang lebih luas, yang bertujuan untuk menyederhanakan sistem pajak dan mengurangi ketergantungan pada sumber pendapatan negara lainnya. Namun, penjelasan tersebut sepertinya belum mampu meredakan kekhawatiran masyarakat.

Bintang Emon memang dikenal sebagai sosok yang tidak takut untuk mengungkapkan pandangannya, meskipun sering kali menggunakan humor dan sindiran tajam dalam setiap kritiknya. Sebelumnya, ia juga pernah menyampaikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya, baik yang terkait dengan ekonomi, sosial, maupun politik. Dengan mengikuti perkembangan isu terkini dan berbicara tentang masalah-masalah yang dekat dengan kehidupan masyarakat, Bintang Emon berhasil menarik perhatian banyak orang, terutama anak muda.

Melalui kanal YouTube dan media sosialnya, Bintang Emon kerap menyampaikan isu-isu yang sedang tren dengan cara yang ringan namun tetap mengena. Cara ini membuatnya menjadi salah satu figur publik yang banyak diikuti dan dihargai oleh masyarakat, karena ia mampu mengemas kritik sosial dalam bentuk yang mudah diterima oleh berbagai kalangan.

Sindiran Bintang Emon terkait PPN 12 persen juga menunjukkan betapa pentingnya media sosial dalam penyebaran opini publik. Sebagai platform yang memungkinkan siapa saja untuk menyuarakan pendapatnya, media sosial telah menjadi arena bagi masyarakat untuk mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.

Dengan jumlah pengikut yang besar, Bintang Emon dapat memanfaatkan media sosial untuk mempengaruhi opini publik. Selain itu, media sosial memungkinkan terjadinya diskusi yang terbuka, di mana berbagai pihak dapat saling berbagi pandangan dan saling mengkritik kebijakan yang dianggap tidak tepat.

Tanggapan pemerintah terhadap kritik yang muncul akibat rencana penerapan PPN 12 persen cukup beragam. Beberapa pejabat pemerintah berusaha menjelaskan secara rinci alasan di balik kebijakan tersebut, sementara yang lain menganggap bahwa kritik tersebut adalah bagian dari dinamika politik dan sosial yang harus diterima.

Dalam berbagai kesempatan, pemerintah menegaskan bahwa rencana ini sudah melalui berbagai kajian mendalam dan dirancang untuk menyeimbangkan perekonomian negara. Namun, pemerintah juga mengatakan bahwa mereka terbuka terhadap masukan dan akan terus mengevaluasi kebijakan tersebut untuk memastikan agar tidak memberatkan masyarakat.

Sindiran Bintang Emon terhadap rencana penerapan PPN 12 persen menggambarkan ketegangan yang terjadi antara kebijakan pemerintah dan keresahan masyarakat. Dengan gayanya yang khas, Bintang Emon berhasil menarik perhatian banyak orang dan mengundang perbincangan tentang dampak kebijakan ini. Meskipun sindiran tersebut disampaikan dengan humor, pesan yang terkandung di dalamnya cukup jelas: masyarakat membutuhkan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan mereka, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil.

Penerapan PPN 12 persen ini masih akan terus menjadi perdebatan, dan publik akan terus memantau perkembangan kebijakan ini. Seiring dengan berjalannya waktu, diharapkan pemerintah dapat lebih memahami dampak sosial dan ekonomi dari kebijakan tersebut dan mengakomodasi aspirasi masyarakat dalam setiap kebijakannya.____________________________________

Sumber:

• Kompas.com

• Detik.com

• Liputan6.com

 

Kategori :