KORAN DIGITAL RM - Petani sawit di wilayah Kabupaten Mukomuko saat ini agaknya tersenyum sumringah. Pasalnya, saat ini harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit naik hingga Rp 30 per kilogram. Meskipun demikian, Namun, ada juga sebagain petani yang harus menggeleng-gelengkan kepalanya. Karena kebun sawit miliknya tengah memasuki musim trek. Biasanya mendapat hasil panen 1,5 ton per hektar, sekarang hanya 500 kilo per hektar. Tidak sedikit para petani beranggapan bahwa harga dan musim trek ini seimbang. Ketika buah banyak harganya biasa saja. Namun, Jika musim trek harga TBS bisa dipastikan naik untuk mengimbangi.
BACA JUGA:Pemprov Respon Pendirian Pelayanan Samsat di Ipuh
Humas PT BMK, Alpian saat dihubungi mengatakan, khusus di PT BMK saat ini memang terjadi kenaikan harga TBS. Menurutnya, kenaikannya tidak terlalu signifikan yaitu hanya Rp 30 per kilogram. Sehingga harga TBS sawit di PT BMK saat ini menjadi Rp 2.210 per Kilogram. Sebelumnya harga TBS sawit di PT BMK hanya Rp 2.180 per Kilogram. Dengan adanya kenaikan harga ini, pihaknya dari perusahaan terus mengimbau semua petani untuk tetap menjaga kualitas buahnya. Para petani harus perhatikan perawatan dan buah yang dipanen. "Ya, memang ada kenaikan harga Rp 30 per kilogram saat ini. Kita harap para petani untuk tetap menjaga kualitas dan mutu buahnya," kata Alpian.
BACA JUGA:Kades Mekar Mulya Menunggu Janji Bupati
Salah satu petani sawit di Kabupaten Mukomuko Jalis menuturkan, dengan harga Rp 2.210 per Kilogram di tingkat pabrik. Maka harga jual di tingkat petani ke toke berkisar antara Rp 1.960 hingga Rp 2000 per kilogram. Harga ini bisa dikatakan sudah bersahabat dengan para petani. Harga ini sudah sedikit seimbang dengan harga pupuk dan biaya perawatan kebun. Sebagai petani, ia berharap harga TBS ini terus naik. Setidaknya bertahan dengan harga yang ada selayang ini. "Kami sebagai petani memang sedikit merasa gembira dengan harga TBS saat ini. Kita harap pemerintah bisa ikut andil dalam menstabilkan harga sawit. Karena mayoritas masyarakat Mukomuko saat ini sudah beralih ke sawit. Jadi harganya harus menjadi perhatian semua pihak," imbuhnya.*