radarmukomukobacakoran.com-Sebuah video yang beredar di media sosial baru-baru ini menghebohkan publik. Video tersebut memperlihatkan aksi senior mahasiswa Politeknik Negeri Kupang (Poltek Kupang) di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memaksa mahasiswa baru untuk minum oli saat kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek). Aksi brutal dan tidak bermoral ini langsung menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk para netizen yang geram melihat tindakan senior yang tidak pantas tersebut.
Dalam video yang berdurasi kurang lebih 30 detik itu, terlihat seorang mahasiswa baru yang dipaksa untuk minum oli oleh seorang senior. Sang senior tampak membentak dan mengancam mahasiswa baru tersebut, sambil memaksanya untuk menelan cairan oli yang berwarna hitam pekat. Mahasiswa baru yang ketakutan terlihat menunduk dan berusaha menghindar, namun tetap dipaksa untuk minum oli hingga beberapa teguk.
BACA JUGA:Selain Air Putih, Teh Hitam Juga Baik Untuk Kesehatan
BACA JUGA:Kontroversi Menteri HAM Pigai Minta Tambahan Pegawai dan Anggaran Rp20 Triliun, Benarkah Perlu?
BACA JUGA:Akhirnya Ditangkap! Gunawan Sadbor Ungkap Sulitnya Blokir Ribuan Akun Judi Online
Aksi senior yang tidak manusiawi ini memicu kemarahan publik. Banyak yang mengecam tindakan senior yang tidak hanya merugikan kesehatan mahasiswa baru, tetapi juga mencemarkan nama baik Poltek Kupang dan dunia pendidikan di NTT.
"Ini bukan ospek, ini adalah tindakan kriminal! Bagaimana bisa senior tega memaksa juniornya minum oli? Apa tujuannya? Apakah ini bentuk perpeloncoan yang masih terjadi di era modern ini?" tulis salah seorang netizen di kolom komentar video tersebut.
"Ini sangat memalukan! Poltek Kupang seharusnya menindak tegas para senior yang melakukan tindakan tidak terpuji ini. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali dan merusak citra kampus," tulis netizen lainnya.
Kasus ini bukan hanya soal tindakan senior yang tidak bermoral, tetapi juga tentang sistem ospek yang masih dianggap sebagai ajang perpeloncoan dan kekerasan. Banyak kasus serupa terjadi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dan kasus ini menjadi bukti nyata bahwa masih banyak senior yang menyalahgunakan wewenang dan kekuasaan mereka untuk menindas junior.
"Ospek memang penting untuk memperkenalkan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus, namun bukan dengan cara-cara kekerasan seperti ini. Ospek haruslah kegiatan yang positif dan bermanfaat, bukan menjadi ajang bully dan penindasan," ujar seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
Menanggapi kejadian ini, pihak Poltek Kupang melalui rektornya, menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi dan akan menjatuhkan sanksi tegas kepada para senior yang terlibat dalam kasus ini.
"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Kami tidak akan mentolerir tindakan kekerasan dan perpeloncoan di kampus kami. Kami akan melakukan tindakan tegas kepada para senior yang terlibat, sesuai dengan aturan yang berlaku," tegas rektor.
Pihak Poltek Kupang juga berjanji untuk melakukan evaluasi terhadap sistem ospek yang ada dan akan menerapkan sistem ospek yang lebih humanis dan positif.
"Kami akan melibatkan mahasiswa dan dosen dalam menyusun program ospek yang lebih baik, yang tidak hanya memperkenalkan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus, tetapi juga membangun karakter dan nilai-nilai positif," tambah rektor.
Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama bagi para senior di perguruan tinggi. Ospek haruslah menjadi kegiatan yang positif dan bermanfaat, bukan menjadi ajang kekerasan dan penindasan.
"Senioritas memang penting, tetapi bukan berarti senior berhak untuk menindas junior. Senioritas harus dimaknai sebagai bentuk tanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan junior agar menjadi mahasiswa yang berprestasi dan bertanggung jawab," pesan seorang alumni Poltek Kupang.
BACA JUGA:Terkuak! 8 Makanan Ini Akan Menjadi Kuliner yang Bagus di Masa Mendatang
BACA JUGA:Roki Gerung, Sosok Kontroversial yang Selalu Mengundang Perdebatan
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi para orang tua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka tidak menjadi korban kekerasan dan perpeloncoan saat mengikuti kegiatan ospek.
"Sebagai orang tua, kita harus aktif berkomunikasi dengan anak-anak kita dan memastikan bahwa mereka aman dan nyaman selama mengikuti kegiatan ospek. Kita juga harus mengajarkan anak-anak kita untuk berani melawan tindakan kekerasan dan perpeloncoan," ujar seorang ibu yang anaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Kasus ini diharapkan menjadi momentum untuk memperbaiki sistem ospek di Indonesia. Ospek haruslah menjadi kegiatan yang positif dan bermanfaat, yang dapat membantu mahasiswa baru untuk beradaptasi dengan lingkungan kampus dan membangun karakter yang baik.
"Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan kampus yang aman, nyaman, dan kondusif bagi semua mahasiswa, baik senior maupun junior. Jangan sampai kasus seperti ini terulang kembali," ajak seorang mahasiswa senior di salah satu perguruan tinggi di Bandung.
Kategori :