radarmukomukobacakoran.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mukomuko tidak pernah luput dari perhatian masyarakat. Mulai dari segi pelayanan, lingkungan hingga managemen.
Diusianya yang masih muda, rumah sakit kebanggaan masyarakat Mukomuko ini sudah menelan belasan korban. Tidak sedikit Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menjadi korban di rumah sakit pemerintah ini. Mereka terpaksa terhenti kariernya di balik jeruji besi. Oleh karena itu, managemen rumah sakit ini harus dievaluasi secara menyeluruh. Hal ini disampaikan oleh pemerhati pemerintahan, Muslim Chaniago, SH, MH. Sebagai bagian dari masyarakat Mukomuko, Muslim merasa prihatin dengan kondisi rumah sakit ini. Ia urun rembug demi rumah sakit yang lebih baik lagi. Muslim mengatakan hal mendasar yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi secara menyeluruh. BACA JUGA:Mukomuko Menuju Swasembada Pangan "Orang yang biasa-biasa saja, ketika bekerja di sistem yang bagus, ia akan menjadi bagus. Begitu juga sebaliknya, orang yang bagus bekerja di sistem yang buruk, ikut menjadi buruk," ujar Muslim, Selasa 22 Oktober 2024. Dikatakan Muslim, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Yang pertama ada tata kelola keuangan. Adalah tidak masuk logika jika rumah sakit mengalami kerugian secara finansial. Akan tetapi fakta membuktikan bahwa, RSUD Mukomuko mengalami kerugian hingga mencapai belasan miliar rupiah. "Dengan tata keuangan yang baik, tidak mungkin rumah sakit pemerintah mengalami kerugian. Pasalnya pegawai negeri yang bertugas di sana digaji oleh pemerintah. Pendapatan dari rumah sakit bisa untuk operasional," ujar Muslim. Hal lain yang juga perlu dievaluasi adalah kinerja pegawai. Disampaikan Muslim, RSUD Mukomuko memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang luar biasa. Rumah sakit tipe C ini memiliki tidak kurang dari 15 dokter spesialis. Puluhan dokter umum, serta pegawai dengan pendidikan tinggi. BACA JUGA:SMAN 4 Juara SMANTIBEL Cup I Dengan segudang SDM yang berpendidikan tinggi, semestinya rumah sakit ini memiliki pelayanan yang prima. Tapi kenyataannya pelayanan rumah sakit ini jauh dari harapan masyarakat. "Audit kinerja pegawai. Jangan sampai mereka menikmati gaji, tunjangan yang besar, tapi kinerjanya tidak sesuai pendapatan," tambah Muslim. Hal lain yang juga harus dievaluasi adalah jumlah pegawai. Pegawai yang berlebihan tidak efektif secara kinerja. Dan setiap bulan, setiap pegawai mendapatkan haknya berupa gaji atau tunjangan lainnya. "Jumlah pegawai yang berlebihan, termasuk pemborosan karena uang yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kontribusi yang diberikan," demikian Muslim.
Kategori :