BPP Lubuk Pinang Berhasil Uji Coba Padi Semi Organik

Jumat 04 Oct 2024 - 19:07 WIB
Reporter : SAHAD
Editor : SAHAD

Trisno: Hasil Panen di Atas Rata-rata Nasional radarmukomukobacakoran.com - Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lubuk Pinang, berhasil melakukan uji coba Demontration Plot (Demplot) tanaman padi semi organik. 

Hal itu bisa dilihat setelah beberapa petani selesai panen. Demplot padi semi organik ini merupakan rangkaian Sekolah Lapang (SL) yang sedang dilaksanakan oleh BPP Lubuk Pinang. 

"Dari 10 Demplot yang ada, 5 diantaranya sudah panen. Hasilnya bisa dikatakan berhasil. Hasilnya panen sudah di atas rata-rata nasional" ujar Koordinator Penyuluh (Koorluh) Lubuk Pinang, Sutrisno Putra, SP, Jumat 4 Oktober 2024.

Trisno Putra menjelaskan 5 Demplot yang sudah panen masing-masing, milik Arianto, hasil panen 7.6 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP). Kedua Damrah Toto, hasil 7.3 ton/ha GKP, Suyoso, 7.5 ton/ha GKP, Dulhean, 7.8 ton/ha GKP, Amanar, 4.4 ton/ha GKP.

"Khusus pak Amanar, sawahnya tanah kupasan. Panen sebelumnya hanya 1,5 ton. Setelah melakukan semi organik meningkat," tambah Trisno Putra. 

BACA JUGA:Dinkes Siapkan 1 Unit Ambulan dan 68 Tenaga Medis untuk RS Pratama

Disampaikan Sutrisno, bahwa SL ini diawali dengan pembuatan formula organik F1 Embio diikuti perwakilan dari 10 kelompok tani. Hasilnya, F1 Embio tersebut digunakan untuk tanaman padi masing-masing. F1 Embio berfungsi mengembalikan kesuburan tanah dengan cara mengolah Bahan Organik (BO). 

"F1 Embio hasil belajar digunakan di sawah masing-masing. Selain memperbaiki tanah, penggunaan pupuk organik ini juga bertujuan mengurangi biaya produksi. Dan sejauh ini bisa dikatakan berhasil," ungkap Trisno. 

Masih Trisno, dengan menggunakan pola tanam semi organik ini, petani bisa hemat penggunaan pupuk kimia sebesar 30 persen. Hal ini menjadi awal yang baik bagi petani. Kedepan penggunaan organik bisa ditambah atau diperluas sehingga biaya produksi bisa lebih ditekan lagi. Trisno kembali menegaskan, penggunakan pupuk organic ini, bukan berarti petani meninggalkan pupuk kimia, tapi hanya mengurangi. Pengurangan pupuk kimia dalam rangka mengurangi biaya produksi atau biaya tanam. Hal ini sesuai dengan program pemerintah pusat berupa Gerakan Nasional Tani Kemandirian (Genta) Pangan. 

BACA JUGA:Curah Hujan Tinggi, Panen Padi Terhambat

"Melihat keberhasilan ini, Kedepan bisa ditingkatkan lagi. Kalau sekarang pengurangan pupuk kimia 30 persen, musim depan bisa ditingkatkan menjadi 50 persen bahkan lebih," harap Trisno. 

Setelah berhasil menghemat pupuk kimia, pada waktu yang akan datang bisa ditingkatkan menjadi hemat pestisida kimia. Petani akan dikenalkan dengan agen hayati yang berfungsi mengendalikan hama dan penyakit ataupun jamur. 

"Perjalanan masih panjang. Kita melangkah selangkah demi selangkah. SL ini merupakan bentuk menyukseskan program Genta pangan. Pada intinya kami ingin petani sawah sukses," demikian Trisno Putra.

Kategori :