radarmukomuko.bacakoran.com -Viral di media sosial, KH Ahmad Bahauddin Nursaid, atau akrab disapa Gus Baha, melontarkan pertanyaan mendalam yang mengusik hati: Benarkah hidup adalah nikmat yang dirindukan orang mati?
Pertanyaan ini membuka refleksi mendalam tentang makna kehidupan, mengajak kita untuk merenungkan nilai dan kebahagiaan yang tersembunyi di balik setiap helaan napas. Gus Baha, dengan gaya bicaranya yang khas dan penuh humor, memaparkan sebuah pemikiran yang kontradiktif namun mencerahkan. Beliau menjelaskan bahwa kehidupan yang kita jalani saat ini, dengan segala suka dukanya, merupakan anugerah luar biasa yang dirindukan oleh mereka yang telah tiada. “Artinya apa? Hidup yang kita miliki sekarang adalah kenikmatan yang dirindukan mulai dari yang mati zaman Nabi Adam sampai kiamat,” jelas Gus Baha, seperti dikutip dari berbagai sumber. Pernyataan ini didasarkan pada pemahamannya tentang hadist Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa orang yang telah meninggal dunia selalu merindukan kehidupan di dunia, meskipun mereka merasakan kenikmatan di alam barzakh. “Orang yang sudah mati itu kangen dunia, meskipun dia di alam barzakh enak. Malaikat datang bawa bidadari, dia bilang, ‘Sudah, saya mau pulang ke dunia.’ Malaikat bilang, ‘Lho, di sana enak lho,’” tutur Gus Baha. Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa kerinduan orang mati terhadap dunia ini disebabkan oleh 3 hal. Pertama, kesempatan untuk beramal dan beribadah. Di dunia, manusia memiliki kesempatan untuk beramal dan beribadah untuk meraih pahala di akhirat. Kesempatan ini tidak ada lagi di alam barzakh, sehingga mereka merindukan kesempatan tersebut. Kedua, kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan orang terkasih. Di dunia, manusia dapat berkumpul dan menjalin hubungan dengan keluarga dan orang terkasih. Kematian memisahkan mereka dari orang-orang yang dicintai, sehingga mereka merindukan kebersamaan tersebut. Ketiga, kesempatan untuk merasakan kenikmatan dunia. Di dunia, manusia dapat merasakan berbagai kenikmatan, seperti makan, minum, dan merasakan keindahan alam. Kenikmatan-kenikmatan ini tidak ada lagi di alam barzakh, sehingga mereka merindukannya. Pemahaman Gus Baha tentang kerinduan orang mati terhadap dunia ini memberikan perspektif baru bagi kita tentang makna hidup. Kita diingatkan untuk mensyukuri nikmat hidup yang kita miliki dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk beramal dan beribadah. Kita juga diingatkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan keluarga dan orang terkasih, serta menikmati kenikmatan dunia dengan cara yang halal dan terukur. Namun, ceramah Gus Baha ini tidak hanya berhenti pada renungan tentang kerinduan orang mati. Beliau juga mengajak kita untuk merenungkan makna kematian dan kehidupan dengan lebih mendalam. Kematian, menurut Gus Baha, bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah perpindahan ke alam lain yang penuh misteri. “Kematian itu bukan akhir, tapi perpindahan dari alam nyata ke alam gaib. Alam gaib itu lebih luas daripada alam nyata,” jelas Gus Baha. Di alam gaib, manusia akan diadili atas perbuatannya di dunia. Bagi mereka yang beramal salih, mereka akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda di alam akhirat. Sedangkan bagi mereka yang berbuat dosa, mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal. Pemahaman Gus Baha tentang kematian dan alam akhirat ini memberikan rasa takut dan harapan bagi kita. Rasa takut akan balasan atas perbuatan dosa, dan harapan akan pahala bagi mereka yang beramal salih. Rasa takut dan harapan ini seharusnya menjadi motivasi bagi kita untuk menjalani hidup dengan lebih baik dan penuh makna. Ceramah Gus Baha ini bagaikan oase di tengah gurun kehidupan yang kering dan penuh kesibukan. Beliau mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas kehidupan yang kita miliki dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Hidup adalah anugerah yang harus dihargai dan dijalani dengan penuh makna. Namun, ceramah ini juga membuka pertanyaan-pertanyaan baru yang menggelitik rasa ingin tahu. Benarkah orang mati selalu merindukan kehidupan di dunia? Bagaimana kehidupan di alam barzakh dan alam akhirat? Pertanyaan-pertanyaan ini mengundang kita untuk terus belajar dan mencari jawabannya, baik melalui ilmu agama maupun pengalaman hidup. Pada akhirnya, ceramah Gus Baha ini mengajak kita untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan makna. Kita harus memanfaatkan setiap momen dengan sebaik mungkin, beramal salih, dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama. Dengan demikian, kita akan siap menghadapi kematian dan kehidupan di alam akhirat dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan.* Artikel Ini Dilansir Dari Berbagai Sumber : liputan6.com dan viva.co.id
Kategori :