KORAN DIGITAL RM - Selain Desa Teramang Jaya, ada desa lain yang juga diliput televisi swasta nasional, yakni Lubuk Selandak. Desa Teramang Jaya dan Lubuk Selandak, berada di kecamatan yang sama, yakni Teramang Jaya. Kondisi Desa tidak jauh beda.
Kecil dan terpencil. Dilihat dari segi akses jalan, jalan menuju Lubuk Selandak lebih ekstrim dibandingkan Teramang Jaya. Karena harus naik rakit menyeberangi Sungai Bantal atau menyusuri jalan perkebunan milik perusahaan. Tim dari Trans 7, berada di Lubuk Selandak selama 3 hari. Terhitung Rabu, Kamis dan Jumat (22-24/11). Mereka tinggal sementara di kantor desa setempat. Sebagai bentuk dukungan, warga membantu logistic untuk kebutuhan sehari-hari. Yang menjadi fokus liputan adalah kegiatan masyarakat sehari-hari. BACA JUGA:Mimpi Indah Petani Sawah, ‘Mimpi Buruk’ IRT Mulai dari aktivitas panen sawit, mencari brondolan sawit, mencari pasir di sungai, mencari kuyung. Tidak luput dari sorotan kamera mereka adalah kondisi tiang jembatan yang tak kunjung usai dibangun. Sebagaimana disampaikan oleh Sekdes Lubuk Selandak, Yuza Marzeni, S.Pd Selasa (28/11). Disampaikan Yuza, salah satu yang menjadi sorotan tim dari Trans 7 adalah kegiatan ekonomi masyarakat. Pasalnya hari kebutuhan pokok di Lubuk Selandak, lebih mahal dibandingkan desa-desa lain. Alasannya karena jalan yang buruk. Ketika ada ada pedagang yang masuk ke Lubuk Selandak, harus bekerja ekstra menaklukkan jalan buruk. Sebaliknya, hasil kebun masyarakat Lubuk Selandak dibeli dengan harga lebih murah dibandingkan desa-desa lain. Alasannya juga sama, karena jalan yang buruk. ‘’Potongan harga sawit di Lubuk Selandak, lebih besar dibandingkan desa lain. Alasan tauke karena jalan buruk. Tapi ketika kami beli kebutuhan sehari-hari, harganya lebih mahal dibandingkan dengan desa lainnya. Alasannya juga sama, jalan buruk,’’ ujar Yuza. BACA JUGA:Kadis DLH Perjuangkan Laboratorium Sumbang PAD Dengan masuknya televisi swasta nasional, maka Lubuk Selandak akan diketahui oleh masyarakat di seluruh Indonesia. Satu sisi, menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Lubuk Selandak. Di sisi lain, juga menjadi harapan baru. Setelah liputan ini disaksikan oleh pemerintah pusat, diharapkan ada perhatian lebih untuk Lubuk Selandak. Yang utama adalah menyelesaikan pembangunan jembatan yang sudah dimulai pada 2019 lalu. ‘’Ada rasa bangga juga bisa masuk televisi swasta nasional. Mereka datang ke Lubuk Selandak, dengan sendirinya. Tidak kami undang. Harapan kami ada perhatian lebih dari pemerintah, dan pembangunan jembatan segera diselesaikan,’’ tambah Yuza.*
Kategori :