Memiliki gigi runcing merupakan simbol kecantikan bagi para wanita yang berasal dari Suku Mentawai. Hal ini bukan tanpa alasan, bagi mereka memiliki gigi runcing adalah tanda bahwa mereka sedang beranjak dewasa. Selain itu, wanita dengan gigi runcing juga dinilai memiliki nilai yang lebih daripada yang tidak. Simbol yang menjadi ciri khas dalam kalangan bermasyarakat Suku Mentawai ini membuat para wanita yang beranjak dewasa lantas membuat giginya menjadi runcing.
2. Proses pembuatan gigi runcing sangat ekstrem dan menyakitka
Untuk mendapatkan simbol kecantikan gigi runcing ini, para wanita dari Suku Mentawai harus menahan sakit saat proses peruncingannya. Jauh dari metode modern, proses peruncingan tidak dilakukan dengan obat bius.
Wanita yang melakukan proses peruncingan gigi ini harus menahan sakit cukup lama karena total gigi yang diruncingkan 23 gigi. Bukan itu saja, alat yang digunakan juga sangat sederhana yakni sebilah kayu atau besi yang sudah diasah dengan tajam.
Prosesnya yang sangat ekstrem dan menyakitkan ini bisa dinetralisir dengan pisang hijau yang masih mentah setelah prosesnya selesai dilakukan. Meski menyakitkan, para wanita dari Suku Mentawai masih kerap melanjutkan tradisi ini.
3. Tidak hanya sebagai simbol kecantikan, gigi runcing juga salah satu tradisi Suku Mentawai yang berhubungan erat dengan seni
Pada dasarnya, Suku Mentawai yang menempati Pulau Sumatra bagian barat ini menjunjung tinggi kesenian tubuh mereka. Bagi mereka, manusia memiliki arwah dan tubuh yang tidak akan binasa. Jika mereka tidak merasa puas dengan penampilan fisiknya, hal itu akan berdampak besar bagi kesehatan jiwa mereka sendiri.
Hal inilah yang menjadi sebab utama mengapa Suku Mentawai memiliki tradisi yang berkaitan erat dengan seni. Contoh lainnya selain gigi runcing adalah Tato Mentawai, yang diketahui sebagai seni rajah tertua di dunia.
4. Makna dalam proses pembuatan gigi runcing berkaitan dengan 6 sifat buruk manusia.
Selain sebagai simbol kecantikan, gigi runcing juga sangat erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat Suku Mentawai terhadap enam sifat buruk manusia yang sudah tertanam sejak dulu yang dikenal juga dengan sebutan Sad Ripu.
Sad Ripu sendiri terdiri dari Kama (Hawa nafsu), Krodha (Marah), Mada (Mabuk), Matsarya (Iri hati) dan Moha(Bingung). Proses peruncingan gigi runcing inilah yang bisa membuat enam sifat buruk tersebut bisa dirasakan oleh manusia. Dalam proses peruncingan gigi ini, wanita diharapkan memiliki keteguhan dan kesabaran yang berlawanan sifat dari enam sifat buruk tersebut.
5. Pesona kecantikan bagi masyarakat Suku Mentawai dapat memunculkan rasa kebahagiaan dan kedamaian yang hakiki
Sejalan dengan gigi runcing sebagai simbol kecantikan, masyarakat Suku Mentawai mempercayai bahwa kecantikan dapat memberikan kebahagiaan yang hakiki. Mereka percaya, pesona kecantikan wanita yang terpancar dapat memberi kebahagiaan dan kedamaian bagi siapapun yang melihatnya.
Meski begitu, kecantikan tetaplah relatif, ya! Bagi masyarakat Suku Mentawai, gigi runcing yang menandakan proses pendewasaan wanita adalah simbol kecantikan mereka. Gigi runcing yang dimiliki wanita juga dianggap menjadi saksi atas pencarian jati diri mereka
Sumber :