radarmukomukobacakoran.com - Kelompok wanita tani (KWT) Desa Rami Mulya, Kecamatan Air Rami masih aktif laksanakan kegiatan bertani dan berbudidaya sejak tahun 2022 hingga saat ini.
KWT Desa Rami Mulya dibentuk berawal dari keinginan ibu-ibu untuk mengembangkan kreativitas dan aktif melaksanakan kegiatan selain menjadi ibu rumah tangga biasa. Karena adanya keinginanan dan potensi yang dimiliki oleh ibu-ibu Desa Rami Muya KWT akhirnya dibentuk dan diberi nama Mulya Karya Sejahtera dan aktif sejak tahun 2022 lalu. Kini KWT saat ini beranggotakan 25 orang yang aktif menggeluti bidang pertanian seperti mengelola sayur-mayur, kacang-kacangan, ubi dan yang menjadi primadona ialah budidaya jamur tiram. Budidaya jamur tiram menjadi salah satu bidang pertanian unggulaa KWT Rami Mulya. Budidaya jamur tiram sendiri terletak di rumah Supriyati selalu ketua kelompok. Budidaya jamur tiram dilaksanakan pada lokasi ruangan kamar yang tidak lagi terpakai. Budidaya jamur tiram sendiri merupakan upaya ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Rami Mulya. Pemdes menyediakan media tanaman dan modal usaha dalam mengembangkan budidaya jamur, sehingga KWT hanya meneydiakan lokasi budidaya. Hingga kini budidaya jamur tiram oleh KWT Rami Mulya telah mencapai 2500 baglog dengan penghasilan mencapai 10 Kilogram per hari dehgan harga jual Rp25.000,- per kilogram. Jamur akan dipanen setiap hari dan diperjual-belikan kepada warga atau tengkulak yang menampung hasil panen untuk dijual kembali. Supriyati menyebutkan, budidaya jamur tiram telah dilaksanakan sejak 2023. Dimana jamur tiram merupakan salah satu budidaya unggulan setelah sayuran lainnya. Kini jamur tiram KWT Rami Mulya sudah dikenal luas oleh masyarakat baik di lingkup Kecamatan hingga Kabupaten. “Pada even ulang tahun Kabupaten Mukomuko kami berkesempatan menjual hasil pertanian kami salah satunya jamur, tak hanya jamur mentah, kami juga menjual berbagai olahan jamur seperti kripik jamur,” ujar Supriyati Hingga KWT Rami Mulya masih mengelola dengan baik pertanian yang dimiliki. Namun KWT menyebutkan kebutuhan akan lokasi dan tempat pembibitan seperti Green House yang akan digunakan sebagai tempat membuat bibit-bibit sayur agar tidak dimakan oleh hama. Selain itu, KWT juga membutuhkan media sebagai wadah mengolah jamur menjadi berbagai olahan lain seperti kripik jamur atau kaldu jamur. Para KWT juga menyampaikan harapan pengadaan mesin pembuat baglog jamur agar tidak membeli ditempat lain, karena setiap pembelian baglog akan membutuhkan waktu pemesanan yang cukup lama.*
Kategori :