Mengenal Suku Mohana Yang Tinggal Diatas Air

Kamis 23 May 2024 - 06:29 WIB
Reporter : Deni Saputra
Editor : Ahmad Kartubi

Mohana adalah suku purba yang menjadikan perairan tenang Sungai indus sebagai rumah abadinya. Seperti halnya suku Bajo mereka dikenal luas karena menjadikan perahu sebagai kendaraan sekaligus tempat tinggal.

Di wilayah Pakistan Selatan sebuah komunitas mohana kecil masih tinggal di satu desa terapung di danau Mancar bersama keluarga dan komunitasnya mohana hidup di atas perahu yang memuat beragam alat yang diperlukan.

Seperti batang bamboo, tikar, peralatan masak dan beberapa helai pakaian yang semua itu menjadi aset penting bagi mereka. Dengan gaya hidup semacam ini mohana lebih suka menyebut diri mereka sebagai malah.

Sebuah kata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti penjelajah laut atau Mir Bahar yang berarti penguasa laut. Sebagai suku yang hidup dan bergantung pada perairan mohana sangat erat dengan budaya penangkapan ikan.

Mohana memiliki hubungan yang erat dengan laut dan terutama terlibat dalam penangkapan ikan dan pembuatan perahu.

Mereka adalah suku yang terampil dalam membuat jaring yang merupakan alat penting untuk mata pencaharian. Mereka dikenal sebagai pekerja yang jujur dan rajin dan sangat bangga dengan pekerjaannya.

Mereka mendapatkan ikan bukan saja dengan metode tradisional seperti Jaring atau pancing. Tetapi lebih unik dari itu mereka juga menggunakan burung yang terlatih. Mereka memanfaatkan burung kormoran dan bangau malam untuk menangkap ikan.

Burung-burung itu mereka pelihara sebagai keluarganya dan diubah dengan kelebihan ikan yang berhasil mereka tangkap menggunakan berbagai burung Sungai bukan hanya sebagai peliharaan serta alat berburu ikan tetapi juga sebagai umpan untuk menarik dan memburu burung lain.

Untuk mendapatkan burung-burung yang kemudian mereka gunakan sebagai pemburu ikan orang Mohana menutupi kepala mereka dengan boneka burung dan menyelam ke perairan kemudian dengan hati-hati mereka mendekati burung yang sedang berenang di dekat tepi sungai dan menangkapnya. Teknik berburu ini didasarkan pada perendaman tubuh pemburu dan menyisakan kepala dengan burung yang dibelah burung yang bermigrasi melihat bahwa ada burung yang berenang dengan tenang dan mendekat ke arahnya.

Sehingga mereka berpikir bahwa itu adalah tempat yang baik untuk mencari makanan dan beristirahat. Pada saat itulah pemburu menangkap burung liar dari bawah air. Keturunan dari penduduk pertama Lembah indus sejarawan dan antropolog melacak asal usul orang mohana ke peradaban sungai yang muncul di wilayah ini sekitar 5000 tahun yang lalu.

Sisa-sisa pemukiman asli dapat dilihat di situs arkeologi mohenjodaro yang pernah berdiri di tepi sungai indus. Karenanya sejarawan dan antropolog meyakini bahwa mohana adalah keturunan mohenjo Daro yang telah punah.

Saat ini moana merupakan salah satu suku terbesar di provinsi Shin Pakistan dengan populasi mencapai lebih dari 5 juta jiwa. Mereka ditemukan di seluruh Sungai indus tetapi secara khusus di sepanjang tepi danau Mancar.

Selain Danau Mancar suku mohana juga tinggal di sepanjang Pantai Selatan Pakistan karaji bandar. Umumnya mereka menganut agama Islam dan menuturkan bahasa Cindy sebagai bahasa sehari-hari. Kendati demikian terkadang mereka masih mempraktikkan beberapa upacara animisme yang terkait dengan memancing dan berburu.

Beberapa dari mereka memberi makan Dewa pelindung sungai danau. Ikan dan unggas air dengan harapan persembahan itu dapat menjaga keseimbangan kehidupan mohana yang semakin rapuh.

Kekeringan menjadi lebih sering di Pakistan Selatan dan ekosistem tempat mohana hidup tanpanya akan hilang. Padahal perairan itu terkait erat dengan masa depan yang telah memberi makan dan melindungi mereka selama berabad-abad.

Tragisnya selain masalah kekeringan flora dan fauna lokal juga dihancurkan oleh limbah industri beracun yang mengalir di sepanjang kanal dan mencemari sungai.

Sehingga hasil tangkapan yang dibawa nelayan mohana untuk dijual di pasar-pasar di wilayah tersebut hanya sebagian kecil dari sebelumnya puluhan spesies ikan telah menghilang yang itu berarti bahwa terdapat lebih sedikit migrasi dan burung lain yang mengikuti perahu nelayan mohana. Hilangnya keragaman hayati telah membahayakan keseimbangan ekologi sehingga para pria wanita dan anak-anak harus mengatasi kekurangan makanan yang sering terjadi akibatnya.

Mereka menjadi lebih lemah dan seringkali menjadi korban malaria setelah kehilangan sumber daya yang berasal dari memancing mohana sering harus meninggalkan gaya hidup tradisional mereka di atas air di rumah perahu dan menetap sebagai komunitas di pantai membentuk desa-desa.

Tempat penampungan yang terbuat dari lumpur serta alang-alang. Tentu saja kondisi mereka yang semakin rentan setiap waktu perlu mendapatkan perhatian yang serius. Mohana membedakan mereka dari suku-suku sin lainnya dan mereka masih memainkan posisi penting dalam warisan daerah tersebut orang-orang muana adalah bukti semangat kerja keras komunitas dan keramahan sehingga menjadikan mereka sebagai aset yang tidak ternilai bagi komunitas dan negaranya.

Kategori :