radarmukomukobacakoran.com - Tewasnya warga Tanah Harapan Kecamatan Kota Mukomuko pada Selasa, 15 April 2024, karena diduga digigit buaya cukup mengagetkan banyak orang, apalagi peristiwa tersebut bukan pertama kali terjadi di Sungai Selagan Mukomuko.
Peristiwa ini cukup mengkhawatirkan, karena sekitar 40 persen warga Tanah Rekah, Tanah Harapan dan Pondok Batu termasuk Pondok Kopi mengantungkan hidup dari sungai ini untuk sumber pendapatan, terutama mencari lokan. Artinya ada ratusan warga yang beraktivitas di sungai ini terancam digigit atau diterkam buaya, sebab keberadaan buaya di sungai ini diperkirakan cukup banyak dan mulai mengganas. Bupati Mukomuko, H. Sapuan, SE, MM, Ak, CA, CPA mengatakan, dirinya sudah mendatangi rumah duka dan bertemu dengan kades setempat. Informasi yang ia dapat ada 40 persen warga dari tiga desa yang beraktivitas di sungai, baik untuk mencari lokan, ikan dan aktivitas lainnya. Tentu ini cukup membahayakan, bisa saja akan semakin banyak korban yang jatuh dampak dari keganasan buaya-buaya ini. "Warga menyelam lokan tidak sendiri, mereka berombongan, karena memang ada 40 persen masyarakat di sana aktivitasnya menyelam lokan dan kegiatan lain sekitar sungai, maka jika tidak segera diatasi, bakal ada korban lain," kata Bupati. BACA JUGA:Pemdes Lubuk Pinang Imbau Warga Tidak Buang Sampah Sembarangan Bupati minta pihak BKSDA melakukan evakuasi terhadap buaya-buaya ini, supaya tidak terjadi konflik lagi dengan masyarakat setempat. Walau demikian, bupati juga meminta warga tidak bertindak anarkis dengan memburu buaya-buaya tersebut, karena termasuk binatang yang dilindungi. Pemerintah daerah segera menyampaikan surat resmi ke Gubernur untuk mencari jalan keluar terbaiknya, sebab yang punya kewenangan dalam hal ini Gubernur. "Harus ada solusinya, maka kita akan surati gubernur dan BKSDA agar ada langkah yang pasti guna mengatasinya," tegas Sapuan. Gubernur Bengkulu Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, M.M.A juga sudah secara langsung turut memberi respon dan mendesak pihak Balan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mengambil tindakan mengatasi serangan reptil buas yang dilindungi tersebut. Dalam grup whatsapp Mukomuko berkabar, gubernur Bengkulu secara khusus menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa warga Kabupaten Mukomuko. Ia juga mengatakan sudah menghubungi langsung pihak BKSDA untuk mengambil langkah yang pasti mengatasi persoalan ini agar tidak jatuh korban lain. BACA JUGA:Usai Pesta Rakyat, Sampah Menumpuk di Pantai Air Buluh Apalagi diketahui, ada banyak warga dari tiga desa yaitu, Tanah Rekah, Tanah Harapan dan Pondok Batu yang beraktivitas di Sungai Selagan untuk sumber pendapatannya, terutama menyelam lokan. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, tak menutup kemungkinan bakal banyak korban lainnya dari buaya tersebut. "Kami ikut berduka atas musibah ini, semoga almarhum husnul khotimah dan bahagia di alam barzah. Saya juga sudah menghubungi pihak BKSDA agar Buaya dimaksud bisa segera dievakuasi," tutup Gubernur.*
Kategori :