Konflik Iran-Israel: Antara Proksi dan Perang Langsung 

Minggu 06 Jul 2025 - 10:00 WIB
Reporter : Irma
Editor : Ahmad Kartubi

KORANRM.ID - Konflik antara Iran dan Israel telah lama menjadi titik api yang mengancam stabilitas Timur Tengah.  Meskipun belum pernah terjadi perang terbuka secara langsung antara kedua negara,  intensitas pertempuran proksi dan serangkaian insiden militer yang saling tuduh telah menciptakan suasana tegang yang terus meningkat,  mengancam untuk memicu konfrontasi berskala besar dengan konsekuensi global yang dahsyat.  Memahami dinamika konflik ini, yang berada di antara perang proksi dan ancaman perang langsung,  sangat penting untuk menilai risiko dan potensi solusi.

Hubungan Iran dan Israel telah diwarnai permusuhan sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979.  Retorika anti-Israel yang keras dari kepemimpinan Iran,  dikombinasikan dengan dukungan untuk kelompok-kelompok militan seperti Hamas dan Hizbullah,  telah menciptakan jurang pemisah yang dalam.  Israel,  di sisi lain,  memandang Iran sebagai ancaman eksistensial,  terutama karena ambisi nuklir Iran dan dukungannya terhadap kelompok-kelompok yang dianggap sebagai teroris.

Konflik ini tidak hanya terbatas pada retorika.  Kedua negara terlibat dalam perang proksi yang kompleks dan meluas.  Iran telah lama mendukung berbagai kelompok militan di seluruh Timur Tengah,  termasuk Hamas di Jalur Gaza,  Hizbullah di Lebanon,  dan berbagai kelompok Syiah di Irak dan Suriah.  Kelompok-kelompok ini bertindak sebagai ekstensi dari kekuatan militer Iran,  memungkinkan Teheran untuk melancarkan serangan terhadap Israel tanpa secara langsung terlibat dalam konflik.  Serangan roket dari Gaza,  serangan drone di Suriah,  dan serangan terhadap kepentingan Israel di berbagai wilayah sering dikaitkan dengan dukungan atau arahan Iran.

Israel,  di sisi lain,  juga dituduh mendukung berbagai kelompok oposisi di wilayah tersebut,  meskipun skala dan pengaruhnya mungkin kurang dibandingkan dengan dukungan Iran.  Israel telah melakukan serangan udara di Suriah dan Irak,  menargetkan instalasi militer Iran dan kelompok-kelompok proksinya.  Serangan-serangan ini,  meskipun seringkali dibenarkan sebagai tindakan pencegahan,  meningkatkan ketegangan dan risiko eskalasi.

Salah satu aspek paling berbahaya dari konflik ini adalah penggunaan senjata canggih dan teknologi tinggi.  Baik Iran maupun Israel memiliki kemampuan militer yang signifikan,  termasuk program rudal balistik dan kemampuan cyber warfare.  Penggunaan senjata-senjata ini dalam konteks perang proksi meningkatkan risiko kesalahan perhitungan dan eskalasi yang tidak disengaja.  Serangan cyber,  serangan drone,  dan serangan rudal presisi telah menjadi ciri khas konflik ini,  menunjukkan peningkatan kemampuan militer kedua negara dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung.

BACA JUGA:Palestina, Negeri Para Nabi dan Kota Suci Tiga Agama

Ambisi nuklir Iran juga merupakan faktor kunci yang meningkatkan ketegangan.  Program pengayaan uranium Iran telah menjadi sumber utama kekhawatiran internasional,  dengan Israel dan negara-negara Barat yang khawatir bahwa Iran dapat mengembangkan senjata nuklir.  Israel telah secara terbuka menyatakan bahwa ia tidak akan mentolerir Iran memiliki senjata nuklir,  dan telah mengancam akan menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mencegahnya.  Ancaman ini,  dikombinasikan dengan retorika keras dari kedua belah pihak,  menciptakan lingkaran setan yang sulit dihentikan.

Konflik ini diperumit oleh faktor-faktor geopolitik yang lebih luas.  Persaingan antara Amerika Serikat dan Iran,  serta peran negara-negara regional lainnya seperti Arab Saudi,  telah memperumit situasi.  Dukungan AS untuk Israel dan sikapnya yang keras terhadap Iran telah memperkuat posisi Israel dan memberikan legitimasi untuk tindakannya.  Sementara itu,  persaingan regional antara Iran dan Arab Saudi telah menyebabkan konflik proksi di berbagai wilayah,  menciptakan lingkungan yang lebih tidak stabil dan meningkatkan risiko eskalasi.

Meskipun perang langsung antara Iran dan Israel belum terjadi,  ancamannya tetap nyata.  Eskalasi yang tidak disengaja,  kesalahan perhitungan,  atau keputusan yang salah dapat dengan mudah memicu konfrontasi berskala besar.  Konsekuensi dari perang langsung akan sangat besar,  dengan potensi kerugian besar bagi kedua negara dan ketidakstabilan regional yang meluas.  Perang tersebut dapat melibatkan penggunaan senjata konvensional dan bahkan senjata pemusnah massal,  menciptakan bencana kemanusiaan yang besar.

Untuk mencegah eskalasi lebih lanjut,  diperlukan pendekatan diplomatik yang komprehensif.  Dialog langsung antara Iran dan Israel,  meskipun sulit,  tetap menjadi langkah penting.  Usaha internasional untuk mengurangi ketegangan,  termasuk pembatasan program nuklir Iran dan pengurangan dukungan untuk kelompok-kelompok militan,  juga sangat penting.  Namun,  jalan menuju perdamaian akan panjang dan sulit,  dan memerlukan komitmen dari semua pihak yang terlibat.  Konflik Iran-Israel adalah permainan yang berbahaya,  di mana perang proksi saat ini dapat dengan mudah berubah menjadi perang langsung yang akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan.

Kategori :