KORANRM.ID - Longsor bibir Sungai Manjuto, di Desa Tanjung Alai, Kecamatan Lubuk Pinang, kian menjadi-jadi. Bertahun-tahun lamanya tak ada tindakan penanganan dari pemerintah maupaun dinas terkait. Longsor tersebut terjadi cukup panjang hingga 750 meter. Dampak kerusakan yang terjadi sangat banyak, bahkan jalan desa lama yang sudah dibangun serta pemukiman warga dusun lama sekarang telah hilang. Sebagaimana disampaikan Kades Tanjung Alai, Buzakri.
Ia mengatakan, sama seperti mayoritas desa yang dilintasi aliran Sungai Manjuto, wilayah desanya juga terdampak longsor. Bahkan longsor di Tanjung Alai sebenarnya lebih parah dan telah terjadi bertahun-tahun. Akibat longsor tersebut, para warga yang bermukim di kawasan dusun lama semuanya telah pindah. Karena warga memprediksi dusun lama tak akan berumur panjang jika longsor tak ditangani. Benar saja, perlahan wilayah dusun lama mulai tergerus longsor dan sekarang kawasan tersebut semuanya sudah hilang. BACA JUGA:Titik Longsor di Lubuk Gedang Hanya Tinggal Enam Meter Ke Jalinbar BACA JUGA:Tiga Korban Longsor di Lubuk Gedang Mulai Mengungsi, Satu Keluarga Numpang di Mess BWS “Desa kami sama saja dengan desa lain, sepanjang aliran Sungai Manjuto juga terkena longsor. Bahkan kawasan dusun lama sudah tak ada lagi, para warga pindah ke tempat lain sejak lama,”pungkasnya. Terkait rencana penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah maupun Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII Bengkulu sebenarnya sudah ada. Akan tetapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata. Padahal sudah beberapa kali pihak BWS turun ke lapangan melaksanakan pengukuran. Terkahir BWS juga turun ke lokasi tahun 2019, kala itu informasi ke pihak desa segera dilakukan upaya penanggulangan longsor berupa pemasanga bronjong. Tapi ternyata kala itu terjadi musibah wadah covid-19, akhirnya dibatalkan kembali. “Kalau rencana dari pemerintah dan pihak terkait untuk penanggulangan longsor sudah sering. Terakhir rencana bakal dilakukan penanggulangan di 2020, tapi gagal karena covid,”sambungnya. BACA JUGA:Longsor Di Lubuk Gedang, Tiga Dapur Rumah Warga Terjun Bebas ke Sungai Manjuto Belajar dari pengalama terdahulu, pihak desa sekarang sudah pasrah. Akan tetapi tetap berharap ada tindaklanjut dan realisasi atas longsor tersebut. Jika pembangunan bronjong tak bisa diupayakan karena anggaran terlalu besar. Paling tidak dilakukan pemindahan air sungai ke aliran aslinya, seperti yang dilakukan pihak BWS terhadap penanggulangan longsor di Pondok Panjang. Sebab posisi aliran asli, sekarang sudah jadi daratan. Sedangkan aliran yang sekarang merupakan wilayah dusun lama. “Kalau tak ada pembangunan bronjong, lakukan saja pemindahan aliran sungai seperti di Pondok Panjang. Karena jika dibiarkan terus menerus, pasti rumah warga kami di dekat jalan lintas bakal jadi korban selanjutnya,”tutup Kades.
Kategori :