Dunia Tanpa Plastik Bisakah Bumi Bertahan dengan Material Ramah Lingkungan

Jumat 28 Feb 2025 - 13:00 WIB
Reporter : Fahran
Editor : Ahmad Kartubi

KORANRM.ID - Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Dari kemasan makanan hingga peralatan medis, plastik menawarkan kenyamanan dan daya tahan yang luar biasa. Namun, dampaknya terhadap lingkungan sangat mengkhawatirkan. Sampah plastik yang sulit terurai telah mencemari lautan, tanah, dan bahkan masuk ke dalam rantai makanan manusia. Oleh karena itu, banyak negara dan ilmuwan mulai mencari alternatif material ramah lingkungan untuk menggantikan plastik. Tetapi, bisakah dunia benar-benar bertahan tanpa plastik?

BACA JUGA:Krisis Sampah Plastik Bagaimana Teknologi Bisa Menjadi Solusi?

BACA JUGA:Mikroplastik Menjadi Perhatian Besar Dalam Kesehatan, Ini Kandungan Mikroplastik di Kantong Teh, Simak disini

Apa yang menyebabkan plastik menjadi masalah utama bagi lingkungan? Plastik sintetis yang digunakan secara luas dibuat dari bahan bakar fosil dan membutuhkan ratusan tahun untuk terurai. Sampah plastik sering kali berakhir di lautan, menciptakan dampak negatif bagi ekosistem laut. Menurut laporan dari National Geographic (2020), sekitar 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahun, membahayakan kehidupan laut seperti ikan, burung, dan mamalia laut yang tanpa sengaja mengonsumsi atau terperangkap di dalamnya. Selain itu, mikroplastik yang berasal dari serpihan plastik kecil telah ditemukan dalam air minum dan makanan, yang berpotensi mengancam kesehatan manusia (Smith et al., 2021).

BACA JUGA:Mengejutkan! Gula dan Garam yang Kamu Konsumsi Setiap Hari Mengandung Mikroplastik?

Di mana solusi pengganti plastik sedang dikembangkan? Banyak penelitian dan perusahaan inovatif telah mengembangkan material alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satu alternatif yang populer adalah bioplastik yang dibuat dari sumber daya terbarukan seperti pati jagung, tebu, dan alga. Bioplastik memiliki keunggulan karena dapat terurai lebih cepat dibandingkan plastik konvensional. Selain itu, inovasi lain seperti kemasan berbasis jamur dan material dari rumput laut juga sedang dikembangkan sebagai pengganti plastik sekali pakai (Peters, 2019).

Mengapa transisi dari plastik ke material ramah lingkungan sulit dilakukan? Salah satu tantangan utama adalah biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan plastik konvensional. Plastik sintetis sangat murah dan mudah diproduksi dalam jumlah besar, sedangkan material ramah lingkungan sering kali memerlukan proses produksi yang lebih kompleks dan mahal. Selain itu, infrastruktur daur ulang di banyak negara masih belum optimal untuk menangani material alternatif ini, sehingga transisi ke dunia tanpa plastik membutuhkan perencanaan yang matang dan investasi yang besar (Harris, 2020).

BACA JUGA:Waspada! Sayuran Segar yang Sering Anda Konsumsi Mungkin Mengandung Mikroplastik

Bagaimana kebijakan pemerintah berperan dalam mengurangi penggunaan plastik? Beberapa negara telah mengambil langkah konkret untuk mengurangi ketergantungan pada plastik. Uni Eropa, misalnya, telah melarang penggunaan plastik sekali pakai seperti sedotan dan kantong plastik sejak 2021. Di Indonesia, kebijakan larangan kantong plastik di beberapa kota besar mulai diterapkan untuk mengurangi limbah plastik (LIPI, 2021). Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa regulasi yang ketat dapat membantu mempercepat adopsi material ramah lingkungan.

Kapan kita bisa melihat dunia benar-benar bebas dari plastik? Meskipun perkembangan material alternatif terus meningkat, masih diperlukan waktu bertahun-tahun untuk sepenuhnya menggantikan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Para ahli memperkirakan bahwa dengan investasi berkelanjutan dalam penelitian dan kebijakan yang mendukung, dunia bisa mencapai pengurangan signifikan dalam penggunaan plastik dalam beberapa dekade mendatang. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan bahan ramah lingkungan juga menjadi faktor kunci dalam percepatan transisi ini (Williams, 2022).

BACA JUGA:Microplastik di Otak Manusia? Studi Terbaru Ungkap Jalur Masuk yang Tak Terduga

BACA JUGA:Mungkin Belum Banyak Yang Tahu, Keunggulan Budidaya Udang di Kolam Plastik

Secara keseluruhan, dunia tanpa plastik bukanlah hal yang mustahil, tetapi memerlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, industri, dan masyarakat. Dengan inovasi dalam material ramah lingkungan, regulasi yang lebih ketat, dan perubahan kebiasaan konsumen, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan bagi planet ini.

Referensi:

• National Geographic. (2020). Plastic Pollution and Its Impact on Marine Life. National Geographic Reports.

• Smith, J., et al. (2021). Microplastics in Drinking Water: A Global Concern. Environmental Science Journal, 35(2), 145-162.

• Peters, R. (2019). The Future of Bioplastics: Sustainable Alternatives to Petroleum-Based Plastics. Green Innovations Journal, 28(4), 89-104.

• Harris, T. (2020). The Economic Challenges of Replacing Plastics. Sustainability Review, 32(3), 210-225.

• LIPI. (2021). Kebijakan dan Regulasi Pengurangan Plastik di Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

• Williams, B. (2022). A World Without Plastic: How Close Are We? Global Environmental Studies, 40(1), 30-50.

Kategori :