Dunia Tanpa Bahasa Bisakah AI Menciptakan Komunikasi Universal

Kamis 27 Feb 2025 - 16:00 WIB
Reporter : Fahran
Editor : Ahmad Kartubi

KORANRM.ID - Sejak awal peradaban, bahasa telah menjadi alat utama manusia untuk berkomunikasi. Namun, dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI), muncul gagasan tentang komunikasi universal yang tidak bergantung pada bahasa konvensional. Bisakah AI menciptakan sistem komunikasi yang bisa dipahami oleh semua orang, terlepas dari latar belakang linguistik mereka?

AI telah mengembangkan berbagai metode untuk menerjemahkan bahasa secara real-time, seperti Google Translate dan model bahasa besar (LLM) seperti GPT. Namun, tantangan utama tetap ada: setiap bahasa memiliki nuansa dan konteks yang unik, yang sulit ditangkap oleh sistem otomatis. Untuk menciptakan komunikasi universal, AI perlu lebih dari sekadar menerjemahkan kata demi kata.

BACA JUGA:Sst! Isu Mutasi dan Calon Sekda Mulai Berembus,Begini Kata Wakil Bupati Mukomuko, Rahmadi

BACA JUGA:Sapi Dilepas Liarkan di Pasar Sebelah Terus Mencelakai Pengendara, Pemerintah Seolah Tutup Mata

Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah pengembangan simbol atau antarmuka visual yang dapat dipahami secara intuitif oleh semua orang. Misalnya, emoji dan ikon telah menjadi bentuk komunikasi global yang semakin luas digunakan. AI juga dapat mengembangkan sistem berbasis ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau bahkan sinyal otak yang dapat diterjemahkan langsung menjadi makna yang dapat dipahami lintas budaya.

Meskipun teknologi AI berkembang pesat, masih ada hambatan besar dalam menciptakan komunikasi universal. Salah satunya adalah kompleksitas bahasa manusia yang tidak hanya mencakup kata-kata, tetapi juga ekspresi budaya, idiom, serta konteks sosial. Selain itu, ada juga kekhawatiran etis mengenai bagaimana AI akan menangani interpretasi makna dalam komunikasi antar individu.

Jika AI berhasil menciptakan sistem komunikasi universal yang efektif, dunia dapat mengalami perubahan besar dalam cara manusia berinteraksi. Diplomasi, bisnis, dan pendidikan dapat berkembang tanpa batasan bahasa. Namun, pertanyaannya tetap: apakah manusia siap untuk meninggalkan bahasa yang telah menjadi bagian mendasar dari identitas budaya mereka?

BACA JUGA:Dewan Pronvisi Reses di Tanjung Alai, Mayoritas Usulan di Pembangunan Infrastruktur

Referensi

• Chomsky, N. (1957). "Syntactic Structures." Mouton.

• Pinker, S. (1994). "The Language Instinct." HarperCollins.

• Russell, S., & Norvig, P. (2020). "Artificial Intelligence: A Modern Approach." Pearson.

 

Kategori :