KORANRM.ID - Pada waktu yang hampir bersamaan, warga Kecamatan Malin Deman dan Kecamatan Teras Terunjam dihantui rasa ketakutan atas munculnya Harimau Sumatera.
Pada hari Selasa (18/2) beredar kabar bahwa ada warga Desa Semambang Makmur, Kecamatan Malin Deman, yang melihat langsung Harimau Sumatera. Atas informasi tersebut, pihak Balai Konsenvasi Sumber Daya Alam (BKSA) langsung turun ke lokasi. Melakukan pengecekan lokasi penampakan/perjumpaan Harimau Sumatera dan Penelusuran Jejak Tapak Harimau Sumatera. Dijumpai jejak Harimau Sumatera dengan ukuran, lebar Bantalan 8 Cm, lebar Tapak 12 Cm, Panjang Tapak 14 Cm serta meng input ke Aplikasi Memento Konflik. Dugaan Harimau Sumatera jenis kelamin Jantan. Lokasi temuan jejak Tapak berada di wilayah perkebunan warga desa lubuk talang, dekat dengan pemukiman desa Semambang Makmur BACA JUGA:Program Pengembangan Sapi di Sungai Lintang Tahun Ini Tetap Berlanjut BACA JUGA:Lebih Mahal dari Sapi, Mengapa Harga Kerbau Selangit? Jarak dari temuan jejak Tapak ke kawasan hutan; ke HPT Air Ipuh I jarak lurus 6,8 Km melewati perkebunan dan perumahan/barak PT DDP Lubuk Talang, dan Pemukiman UPT Lapindo Lubuk Talang, ke HP Air Rami jarak lurus 8,7 Km melewati Perkebunan PT DDP dan PT ALNO dan Pemukiman desa Gajah Makmur (SP 8). Pihak BKSDA sudah mengambil langkah yang dipandang perlu. Dua hari kemudian, Kamis (20/2) giliran warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Terang Terunjam, yang heboh. Pasalnya ada anak sapi yang ditemukan mati dengan beberapa luka dibagian tubuhnya. Timbul asumsi bahwa anak sapi tersebut mati akibat diserang si raja hutan. Pemerintah desa melaporkan kejadian tersebut ke BKDSA. Dan BKSDA langsung turun dan memasang Bok Trap, atau perangkap Harimau. Setelah beberapa hari berlalu, tidak ditemukan petunjuk lebih lanjut keberadaan si kucing besar. BACA JUGA:BKSDA Benarkan Jejak Harimau Di Semambang Makmur Madem BACA JUGA:Soal Harimau, Kepala BKSDA Turun Tangan Kepala BKDSA Resort Mukomuko, Damin, menjelaskan pihaknya terus melakukan pemantauan dari hari ke hari. Kesimpulan sementara, bahwa Harimau Sumatra di Malin Deman, hanya sekedar melintas dan tidak ditemukan adanya konflik negatif lanjutan. ‘’Harimau Sumatera yang sempat terlihat oleh warga Semambang Makmur, sepertinya hanya melintas dan tidak ada interaksi negatif lanjutan,’’ jelas Damin. Bagaimana dengan anak sapi yang mati di Desa Mekar Jaya? Damin menjelaskan, belum diketahui secara pasti penyebab matinya anak sapi. Ada keraguan jika anak sapi tersebut mati akibat diserang Harimau Sumatera. Pasalnya setelah dipasang perangkap yang dilengkapi kamera trap, tidak ditemukan kemunculan si raja hutan. Juga tidak ditemukan petunjuk keberadaan Harimau Sumatera, misalnya jejak atau petunjuk lain. ‘’Anak sapi yang mati Mekar Jaya, kemungkinan bukan karena Harimau Sumatera. Bisa jadi karena Macan Akar, karena ada bekas tarikan. Kalau karena Harimau Sumatera, cara membawanya tidak ditarik,’’ ungkap Damin. BACA JUGA:Teror Warga, Buaya Muara Dievakuasi BKSDA Masih Damin, pihaknya akan melakukan evalasi terhadap langkah-langkah penanganan konflik negatif Harimau Sumatera yang sudah dilakukan. Ada kemungkinan Bokx Trap yang ada akan kembali ditarik. Namun demikian, BKDSA selalu siaga menerima dan menindaklanjuti informasi yang berkaitan dengan Harimau Sumatera. ‘’Kami segera melakukan evaluasi untuk menentukan langkah berikutnya. Yang jelas, kami selalu siaga,’’ demikian Damin didampingi Koordinator lapangan BKSDA Mukomuko, Rasidin, Senin (24/2).
Kategori :