Tren ‘Co-Living’ Gaya Hidup Baru untuk Generasi yang Tidak Mau Punya Rumah

Senin 10 Feb 2025 - 15:00 WIB
Reporter : Fahran
Editor : Ahmad Kartubi

KORANRM.ID - Perubahan gaya hidup dan preferensi generasi muda telah mendorong munculnya tren ‘co-living’ sebagai alternatif hunian yang lebih fleksibel dan terjangkau. Konsep ini mengedepankan komunitas, berbagi fasilitas, dan lingkungan yang mendukung kolaborasi antar-penghuni. 

Dengan harga properti yang semakin mahal dan pola kerja yang lebih dinamis, banyak individu, terutama kaum milenial dan Gen Z, memilih tinggal di ruang bersama yang menawarkan kenyamanan tanpa beban kepemilikan rumah.

BACA JUGA:Generasi Rentan Mengapa Kesehatan Mental Menjadi Isu Global yang Mendesak

BACA JUGA:Dunia Tanpa Kepemilikan Apakah Generasi Muda Lebih Memilih Menyewa Daripada Membeli

Faktor utama yang mendorong tren ini adalah meningkatnya harga rumah dan biaya hidup di kota besar. Banyak orang muda yang enggan terikat dengan cicilan jangka panjang atau memiliki rumah yang membutuhkan perawatan dan biaya tambahan. Selain itu, perubahan pola kerja yang semakin mengarah pada pekerjaan jarak jauh dan ekonomi gig memungkinkan individu untuk lebih sering berpindah tempat tinggal tanpa komitmen jangka panjang.

Co-living menawarkan berbagai keuntungan, termasuk biaya sewa yang lebih rendah dibandingkan apartemen konvensional, fasilitas modern seperti ruang kerja bersama, dan komunitas yang mendukung kehidupan sosial yang lebih aktif. 

Namun, ada juga tantangan seperti kurangnya privasi, keterbatasan dalam mengatur ruang pribadi, dan potensi konflik dengan sesama penghuni. Oleh karena itu, memilih penyedia co-living yang tepat menjadi faktor penting dalam menentukan kenyamanan tinggal.

BACA JUGA:Generasi Burnout Mengapa Anak Muda Mudah Lelah Secara Mental

Dengan semakin meningkatnya jumlah profesional muda dan pekerja remote, co-living diprediksi akan terus berkembang, terutama di kota-kota metropolitan yang memiliki biaya hidup tinggi. 

Perusahaan pengembang properti juga mulai berinvestasi dalam konsep ini dengan menawarkan hunian yang lebih eksklusif dan dilengkapi dengan teknologi canggih. Selain itu, model bisnis co-living yang berbasis langganan juga dapat menjadi tren di masa depan, memberikan fleksibilitas lebih bagi para penghuni.

Tren co-living mencerminkan perubahan mendasar dalam cara generasi muda memandang kepemilikan rumah dan gaya hidup. Dengan menawarkan solusi yang lebih fleksibel dan ekonomis, konsep ini menjadi pilihan menarik bagi mereka yang mencari kenyamanan tanpa beban kepemilikan properti. Seiring perkembangan teknologi dan tren pekerjaan jarak jauh, co-living berpotensi menjadi standar hunian baru di masa depan.

BACA JUGA:Rahasia Membuat Cucur Pisang Gurih, Renyah di Luar, Lembut di Dalam!

Referensi

1. King, R., & Miller, C. (2021). The Rise of Co-Living: New Trends in Urban Housing. Urban Studies Journal.

2. Smith, J. (2020). Co-Living and the Future of Real Estate. Journal of Housing Research.

3. National Housing Federation. (2022). Trends in Shared Living and Community Housing.

4. Li, T., & Brown, S. (2019). The Social and Economic Benefits of Co-Living. Housing Policy Debate.

5. UN-Habitat. (2021). Innovative Housing Solutions for Growing Urban Populations.

Kategori :