Pesan Ketua APDESI untuk Para Kades
Pesan Ketua APDESI untuk Para Kades.-Sahad-Radar Mukomuko
radarmukomukobacakoran.com – Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kecamatan Penarik, Warsito Adi, memberikan pesan khusus pada para Kades, khususnya yang ada di Kecamatan Penarik. Bahwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) bupati dan wakil bupati serta gubernur dan wakil gubernur, semakin dekat. Peningkatan suhu politik terjadi di seluruh wilayah Mukomuko, tidak terkecuali Kecamatan Penarik.
Berkaca pada Pilkada sebelumnya, Penarik merupakan kecamatan yang paling seksi, karena memiliki jumlah mata pilih paling banyak dibandingkan kecamatan lain. Dari jumlah 140.192 pemilih, 17.971 diantaranya berada di Kecamatan Penarik. Terbanyak kedua Kecamatan Ipuh 13.372 jiwa dan Kecamatan Kota Mukomuko 13.247 jiwa.
‘’Suhu politik Pilkada ini lebih panas dibandingkan Pileg. Kecamatan Penarik, menjadi rebutan semua calon karena jumlah pemilihnya terbanyak. Saya ingatkan rekan-rekan Kades untuk tetap menjaga netralitas,’’ pesan Warito Adi dalam acara arisan forum Kades se-Kecamatan Penarik, beberapa waktu yang lalu.
BACA JUGA:Pembangunan RTH Bakal Berdampak Terhadap RSUD
BACA JUGA:Pemdes Lubuk Cabau Bakal Gelar Pelatihan Adat dan Syarak
Warsi juga menyampaikan, Kades merupakan jabatan politik karena dipilih langsung oleh masyarakat. Akan tetapi, setelah terpilih Kades milik seluruh warga. Oleh karena itu, dalam setiap Pemilu Kades tidak dibenarkan terlibat dalam politik langsung. Jika Kades memihak salah satu calon, berpotensi menimbulkan perpecahan di desa tersebut. Selain itu, secara aturan, Kades dilarang terlibat kampaye.
‘’Saya yakin kawan-kawan sudah paham dengan aturan main dalam Pemilu, Kades tidak boleh mendukung calon tertentu. Salurkan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani,’’ tambah Warsito.
Pada kesempatan lain, Inspektur Pembantu (Irban) Insepktorat Kabupaten Mukomuko, Sardi, SH menyampaikan bahwa, Kades boleh menghadari acara kampaye. Tujuannya untuk mendengarkan langsung visi dan misi para calon kepala daerah. Namun demikian, saat hadir, Kades tidak boleh menunjukan dukungan secara vulgar. Misalnya ikut orasi atau foto bareng bersama kandidat.
‘’Kades boleh datang saat ada kampaye calon kepala daerah. Tapi tidak boleh ikut orasi,’’ demikian Sardi.