Bangladesh: Negara Dengan Jumlah Paling Padat di Dunia
banglades.negara paling padat didunia--istimewa
radarmukomukobacakoran.com - Kembali membahas sebuah negara bernama Bangladesh. Dikutip dari channel youtube Doczone, Bangladesh merupakan salah satu negara
yang terletak di Asia Selatan dengan luas wilayah mencapai 147.570 KM² dan menempati urutan
sebagai negara terbesar ke-92 di dunia.
Berdasarkan jumlah penduduknya,
Bangladesh menduduki urutan keedelapan
dengan jumlah penduduk mencapai
168 juta jiwa. Hal ini juga menjadikan negara
Bangladesh sebagai negara terpadat
ke enam di dunia dengan kepadatan
mencapai 11173 orang.
BACA JUGA:Kena Tikung, JBP Gagal ke Final AVC Club Championsip 2024
BACA JUGA:LKBPH PWI Pusat Dikukuhkan, Bantu dan Bela Wartawan Tegakkan Kemerdekaan Pers
Itulah sebabnya, mengapa beberapa
peneliti berkomentar bahwa Bangladesh
memiliki lebih banyak populasi
dibandingkan dari yang dapat didukung
oleh sumber daya alam yang
dimilikinya kelebihan populasi,
memberikan masalah yang cukup serius.
Bagi Bangladesh seperti penggundulan
hutan Himalaya, kemacetan ibu kota,
kebutuhan jumlah pangan yang meningkat
serta peningkatan akan polusi.
Masalah Kelebihan populasi
terutama terjadi di kawasan Daka yang
merupakan ibu kota dari
Bangladesh hampir separuh dari kegiatan
industri di Bangladesh terkonsentrasi di
kota Daka. Dan di kota ini pula berbagai
institusi dan layanan medis terbaik
tersedia saat ini. Daka dihuni oleh lebih
dari 20 juta jiwa, sehingga kota ini
sebagai kota paling tidak layak huni di
dunia. Kepadatan penduduk di kota Daka
mencapai lebih dari 47.000 orang.
Kelebihan populasi di Bangladesh
dapat diamati dari bagaimana para
penduduk yang mendiami kota Daka
menggunakan transportasi kereta
api. Kereta api yang seharusnya menjadi
sarana transportasi murah aman dan
nyaman, agaknya tidak berlaku di
Bangladesh.
BACA JUGA:Dada Ayam Si Lezat Sehat untuk Menu Diet Rendah Kalori
Kereta api yang merupakan
transportasi utama di negara ini selalu
dipadati oleh ribuan penumpang hingga
melebihi kapasitas yang sangat
berpotensi menimbulkan kecelakaan,
kematian dan memperlambat
transportasi. Masyarakat berlomba-lomba
menaiki kereta api yang sangat padat
bahkan banyak di antara mereka yang naik
ke atas gerbong depan kereta. Bahkan
bergantung di sisi kanan dan kiri
kereta, Bagi mereka yang gagal
mendapatkan tempat di dalam kereta. Maka
tidak ada jalan lain kecuali harus
memberanikan diri untuk naik ke bagian
atap atau bergelantungan di sisi kereta
di sepanjang
perjalanan. Pemandangan semacam ini dapat disaksikan setiap hari terutama pada
pagi dan malam hari ketika orang-orang
datang dan pulang dari bekerja. Kemudian puncak dari pemandangan
yang cukup ekstrim ini akan terjadi pada
hari mudik.
Dimana masyarakat Bangladesh yang mayoritas beragama muslim akan
pulang ke kampung halaman mereka
masing-masing. Pada dasarnya masyarakat
Banglades harus menempuh perjalanan yang ekstrim semacam ini Bukan semata karena kelebihan atau karena ingin menghemat tiket. Tetapi
karena jumlah kereta api di negara ini
masih belum cukup
memadai. Mereka yang gagal menaiki kereta
api dengan terpaksa harus menempuh
perjalanan dengan menaiki bus atau
perahu. Di Bangladesh transportasi laut
dan sungai hanya setinggi tiga lantai yang biasanya mengangkut lebih banyak orang daripada kapasitas normal. Sehingga transportasi laut atau
sungai ini pada dasarnya tidak jauh
berbeda dengan kereta
api. Selama 25 tahun terakhir telah
terjadi sekitar 250 kecelakaan yang
melibatkan kapal feri dengan hampir 2000
kematian.
Sementara itu jenis transportasi
tradisional di negara ini adalah becak
bertenaga manusia atau sepeda yang tiba
dari Tiongkok pada tahun
1930. Becak kecil beroda dua itu ditarik
oleh seorang pria dengan berjalan kaki atau dengan sepeda yang disesuaikan.