Warga Teramang Jaya Masih Ingin Bersawah
Banjir di Sawah Teramang Jaya.--ISTIMEWA
radarmukomuko.bacakoran.co – Luas potensi sawah di Desa Teramang Jaya, Kecamatan Teramang Jaya sekitar 300 Hektare (Ha). Dari luas tersebut, sepertiganya atau 100 Ha, pernah dikelola dengan baik. Dengan kata lain, lahan ditanami padi dua kali dalam setahun. Sumber air berasal dari bendung Sungai Teramang Kecil.
Sejak tahun 2017 lalu, hingga tahun 2024 ini petani sudah tidak bisa menanam padi. Disebabkan adanya kerusakan pada bendung Teramang Kecil.
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mukomuko, pernah melakukan rehab bendung Teramang Kecil. Nilainya cukup fantastis, Rp500 juta. Dana setengah milir rupiah tersebut ‘menguap’ begitu saja dan tidak merubah keadaan. Petani tetap tidak bisa bersawah.
Koordinator Penyuluh (Koorluh) Kecamatan Teramang Jaya, Darmadi, SP menyampaikan, saat ini sebagian lahan dibiarkan kosong. Sebagian lainnya dimanfaatkan dengan tanaman holtikultura.
Dikatakan Darmadi, warga Desa Teramang Jaya, masih berharap bisa menanam padi. Keinginan tersebut bisa terwujud jika dilakukan perbaikan secara menyeluruh. Mulai dari bendung hingga jaringan irigasi. Dan air benar-benar sampai ke sawah warga.
‘’Warga Desa Teramang Jaya, masih ingin bersawah. Sambil menunggu perbaikan bendung dan saluran irigasi, petani tanam holtikultura,’’ ujar Darmadi.
Darmadi juga menyampaikan, lahan pertanian di Teramang Jaya ini, sedikit membingungkan. Akan dijadikan sawah tidak bisa karena tidak ada sumber air yang pasti. Akan dijadikan lahan holtikultura, lokasi ini kerap dilanda banjir. Beberapa kali tanaman petani trendam banjir.
BACA JUGA:Pemda Pastikan RS Pratama Beroperasi Tahun ini
BACA JUGA:Bupati Mukomuko Dikabarkan Mengalami Kecelakaan
‘’Pada akhir 2023, tanaman semangka milik warga terendam banjir. Sehingga hasilnya tidak maksimal. Mau ditanami padi juga nggak bisa, karena air tidak sampai,’’ tambah Darmadi.
Kades Teramang Jaya, Nurdin, menegaskan area ini harus dikembalikan fungsinya berupa sawah. Dan Kades juga menentang keras adanya alih fungsi lahan. Pasalnya sejak awal, lokasi ini merupakan area sawah. Dengan segenap daya dan upaya, Kades akan berjuang agar area ini tetap ditanami padi. Langkah yang dilakukan, tentu mengusulkan perbaikan.
‘’Kami ingin bersawah. Karena makanan pokok kita beras yang berasal dari sawah. Kami terus berupaya agar pemerintah bisa melakukan perbaikan bendung dan jaringan irigasi yang ada,’’ demikian Nurdin.*