Pasar Pangan Organik Terbuka Lebar, Masa Depan Petani Mukomuko Cerah
PADI ORGANIK: Hamparan sawah di Desa Sumber Makmur, sebagian merupakan padi organik.-SAHAD/RADAR MUKOMUKO-
KORAN DIGITAL RM - Saat ini harga padi organik dibandrol sama dengan padi non organik. Tentu hal ini dianggap "tidak adil" oleh petani. Pasalnya secara kualitas, padi organik jauh lebih aman dikonsumsi dibandingkan padi non organik.
Hanya saja, produksi padi organik di Kabupaten Mukomuko masih terbatas. Sehingga belum mendapatkan tempat khusus bagi para pedagang. Hal ini tentu bisa dimaklumi, karena petani organik di Mukomuko baru memulai.
Pelopor organik Kabupaten Mukomuko, Edry Yansen, menyampaikan dirinya sudah mencari pasar pangan organik. Baik berupa padi, bawang merah, maupun yang lainnya. Calon pembeli berada di Pulau Jawa. Mereka siap datang ke Mukomuko. Syaratnya jumlahnya cukup untuk satu mobil.
"Saya sudah mencari pasar pangan organik. Orangnya di Jawa. Dia mau datang ke Mukomuko. Kalau barangnya banyak. Bawang merah minimal 1 mobil pic up. Kalau padi minimal 1 fuso. Itu yang belum kita penuhi. Tapi saya yakin, ke depan, bisa," ujar Yansen, dalam acara panen padi organik di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang, Minggu 28 Januari 2024.
BACA JUGA:Kadis PUPR Tinjau Lokasi Longsor di Desa Resno
Yansen juga menyampaikan, meskipun harga sama, tanam padi organik biayanya lebih murah. Biaya tanam organik, bisa 75 persen lebih murah dari tanam organik. Misalnya jika biaya tanam kimia Rp10 juta, maka biaya tanam organik hanya Rp2,5 juta, bahkan kurang. Keuntungan lainnya, beras yang dikonsumsi lebih sehat, karena residu rendah, bahkan nol persen.
"Dari segi hasil panen, awalnya padi organik lebih rendah dari kimia. Hasil akan meningkat seiring berjalannya waktu. Saya yakin, padi organik hasilnya bisa lebih banyak dari padi kimia," ungkap Yansen.
BACA JUGA:Jelang Pemilu, Camat XIV Koto Minta Masyarakat Jangan Terpecah Belah
Biaya tanam organik semakin lama semakin murah. Pasalnya, petani semakin pintar. Formula yang digunakan tidak harus beli, tapi bisa dibuat sendiri. Ilmu dasar yang harus dikuasai adalah membuat bokasi, F1 Embio, Nitrobacter, dan sebagainya.
"Kalau petani mau, saya akan ajarkan cara membuat formula organik. Kalau petani nggak mau repot, bisa beli. Harganya sangat murah. Rp50 ribu per liter," demikian Yansen.*