Selama Pengeringan Irigasi, Mayoritas Sawah di Lubuk Gedang Semak Belukar
Selama Pengeringan Irigasi, Mayoritas Sawah di Lubuk Gedang Semak Belukar.-Deni Saputra-Radar Mukomuko
radarmukomukobacakoran.com - Hampir sama seperti desa-desa lain, petani di Desa Lubuk Gedang, Kecamatan Lubuk Pinang, juga kebanyakan tidak mengelolah lahan sawah mereka. Hal tersebut karena tengah dilakukan pengeringan di Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kiri. Dimana masa pengeringan hanya sebentar, dimulai sejak pertengahan November sampai pertengahan Desember 2024 mendatang. Sehingga akan tanggung jika lahan sawah dimanfaatkan untuk menanam palawija.
Kadus Dua Desa Lubuk Gedang, Hidar Lofauzan, mengatakan, memang kebanyakan warganya tidak menggarap lahan pasca panen padi. Sehingga sampai sekarang lahan persawahan di desa mereka dibiarkan kosong begitu saja. Terlihat banyak lahan sawah yang sudah dipenuhi rumput-rumput liar dan menjadi semak. Hal tersebut terjadi karena sekarang tengah dilakukan pengeringan air di irigasi DI Kiri. Sehingga tidak ada ketersediaan air untuk lahan persawahan para petani jika ingin ditanami padi.
“Masa pengeringan kali ini hanya sebentar, makanya banyak petani memilih untuk tidak menggarap lahan sementara waktu,”katanya.
BACA JUGA:Misi Garuda Melawan Kutukan di Piala AFF
Ketika disentil terkait penanaman palawija, ia menyebutkan sebagian besar petani tidak mau tanam palawija. Sebab masa pengeringan irigasi kali ini tidak terlalu lama sekitar satu bulan. Dimana mulai pengeringan pada pertengahan November lalu. Kemudian di pertengahan Desember mendatang irigasi akan kembali dimasukkan air. Ketika air sudah mulai masuk ke irigasi, tentu para petani langsung akan memanfaatkannya untuk turun tanam padi. Maka jika mereka tanam palawija yang umumny berumur tiga bulan, tentu jadwal tanam padi nanti akan mundur.
“Karena kalau tanam palawija juga tanggung, pertengahan Desember nanti air masuk dan bisa oleh lahan untuk tanam padi,”tambahnya.
Oleh sebab itu, dari pada menghabiskan tenaga dan biaya, petani lebih memilih mentelantarkan lahan persawahan mereka untuk sementara sampai air kembali masuk. Walaupun demikian, sebagaian kecil tetap ada yang memanfaatkan pengeringan ini untuk tanam palawija seperti jagung. Namun jumlah mereka yang tanam palawija sangat sedikit, bahkan bisa dihitung jari.
BACA JUGA:Kalah Pilkada, Sapuan-Wasri Tuntaskan Pembangunan
“Tapi demikian, sebagian kecil tetap ada beberapa petani yang mengelola lahan untuk tanam seperti jagung,”tutupnya.