Miliki 4 Tangga Naik, 9 Jendela, 1 Bilik dan Ruangan Tiang Tunggal
Rumah Adat--ISTIMEWA
Melihat Setiap Sudut Rumah Adat Kabupaten Mukomuko
RUMAH Adat Mukomuko sudah berdiri dengan megah di komplek perkantoran Pemda Mukomuko Provinsi Bengkulu dan ini menjadi rumah adat kabupaten pertama yang didirinya. Mungkin selama ini pernah ada rumah adat yang berdiri, tapi bukan mewakili seluruh kabupaten, hanya mewakili kelompok kaum atau suku yang ada di "Bumi sati ratau batuah" ini. Hasil liputan langsung wartawan media ini, berikut kondisi rumah adat Mukomuko yang baru dibangun.
AMRIS TANJUNG - Mukomuko
SIAPAPUN yang memasuki komplek perkantoran Pemda Mukomuko, akan melewati rumah adat yang posisinya berada di pinggir jalan berdampingan dengan masjid Agung dan kantor bupati.
Secara posisi, berdirinya rumah adat yang berdekatan dengan Masjid Agung dan Kantor Bupati ini, menggambarkan persatuan kekuatan lengkap tiga elemen penting di tengah masyarakat Kabupaten Mukomuko, yaitu orang syarak, orang adat dan pemerintahan.
Tentu pemilihan lokasi dan bentuk di setiap bagian rumah adat ini sudah melalui perhitungan matang dari elemen-elemen penting tersebut dan memiliki makna atau arti tersendiri.
Hasil kunjungan langsung media ini, Rumah Adat Mukomuko berupa rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu dengan ukuran panjang 16,10 m dan lebar 12 meter.
BACA JUGA:Kapolres Resmikan Gedung Pelayanan Terpadu dan Dua Polsubsektor
Informasinya kayu yang digunakan untuk membangun rumah adat ini berupa kayu jati yang langsung didatangkan dari pulau Jawa.
Bentuknya rumah menggambarkan ciri khas dari rumah-rumah masyarakat Kabupaten Mukomuko sejak dulunya, yaitu berupa rumah panggung. Sekarang di berbagai desa, rumah panggung masih banyak ditemukan dan ditempati, terutama rumah-rumah tua.
Dilihat dari luar
Pertama kali datang ke rumah adat, pengunjung harus menaiki tiga tingkatan tangga pondasi. Selanjutnya untuk naik ke atas rumah, harus lewat tangga yang memiliki 10 anak tangga. Jumlah tangga rumah adat Mukomuko ada empat, yaitu depan, belakang dan samping kiri kanan.
Setelah menaiki tangga pengunjung disambut beranda yang berukuran cukup lebar dan dipagari dinding papan berukir yang mengeliling badan atau ruang utama rumah.
Untuk masuk ke dalam badan rumah, bisa melewati dua pintu utama, yaitu depan dan belakang. Rumah adat ini memiliki 9 jendela yang jika seluruhnya dibuka akan membuat ruangan di dalamnya terang walau tanpa penerang. Di bagian atas setiap jendela terdapat fentilasi atau lobang angin yang berukir cukup rumit.
Menariknya, walau rumah adat ini memiliki banyak tiang jika dilihat dari bawah atau luar, namun di dalam ruangan ini hanya ada satu buah tiang yang berada di tengah. Kemudian terdapat satu bilik atau kamar. Selebihnya ruangan terbuka lebar yang bisa menampung puluhan atau lebih dari 100 orang.
BACA JUGA:Jumlah KPM BLT-DD Pondok Panjang Berkurang, Terkuak Penyebabnya
Untuk bagian atas atau atap, memiliki dua tingkatan, sehingga dari kejauhan terlihat seperti songkok.
Sementara mengenai kondisi bawah dan sekelilingnya belum bisa digambarkan seperti apa nanti jadinya, karena menurut pengakuan dari dinas PUPR, rumah adat ini belum selesai, masih banyak yang akan dilengkapi. Sepeti bagian bawah belum dipasang keramik dan dirapikan. Kemudian juga belum tersedia MCK. Terus gerbang dari jalan, termasuk perkarangannya dan pagar.
Selain itu juga rencananya akan dilengkapi dengan aula yang juga bisa dimanfaatkan bagi acara masyarakat.
Yang jelas apa makna dari jumlah tiang, tangga, beranda, ukuran dan berbagai bagian dari rumah adat ini belum diketahui.
Jika merujuk dari rumah adat di berbagai daerah, sudah pasti semua memiliki arti tersendiri yang mengandung nilai kebaikan.*