Sejarah Museum Adityawarman yang Wajib Diketahui oleh Para Wisatawan jika Berkunjung Kesana
Sejarah Museum Adityawarman yang Wajib Diketahui oleh Para Wisatawan jika Berkunjung Kesana--Istimewa
radarmukomuko.bacakoran.co -Museum Adityawarman terletak di Padang, Sumatera Barat. Museum Adityawarman merupakan museum budaya untuk melestarikan benda-benda bersejarah, seperti cagar budaya Minangkabau dan cagar budaya nasional. Museum yang berjulukan Taman Mini ala Sumatera Barat merupakan cara singkat untuk melihat budaya Sumatera Barat.
Sejarah Museum Adityawarman
Lokasi Museum Adityawarman berada di kompleks Tugu Jalan Diponegoro No 10, Padang Sumatera Barat. Dulunya, lokasi ini dikenal dengan Taman Melati, sebuah taman bermain masyarakat Kota Padang.
BACA JUGA:Kelezatan Gochujang: Rahasia Saus Pedas Terpopuler Korea
Pada masa penjajahan Belanda, di lokasi ini berdiri Tugu Micheils. Menurut cerita pada masa penjajahan Jepang, tugu tersebut diruntuhkan dan besi-besinya dibawa ke Jepang.
Nama Adityawarman yang merupakan nama yang melekat pada nama Museum Adityawarman merupakan salah seorang raja Martapura pada abad ke 14. Dimana keberadaan kerjaan ini satu zaman dengan Kerajaan Majapahit.
Penamaan Museum Adityawarman berdasarkan Surat Keputusan Menteri No 093/0/1979 tanggal 28 Mei 1979. Museum Adityawarman diresmikan oleh Prof Dr Syarif Thayeb. Konstruksi Museum dikerjakan pada tahun 1974 dan museum ini diresmikan pada tanggal 16 Maret 1977. Museum Adityawarman menempati lahan seluas 2,6 hektar dengan luas bangunan sekitar 2.854,8 mter persegi. Terdapat 100 jenis tanaman berupa apotek hidup dan pohon pelindung.
BACA JUGA:Tungau Serangga Kecil yang Menyebabkan Gatal-Gatal Misterius
Koleksi Museum Adityawarman
Koleksi utama yang terdapat di Museum Adityawarman dikelompokkan ke dalam sepuluh macam jenis koleksi, meliputi geologika/geografika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknalogika.Koleksi lain yang dimiliki oleh museum ini adalah benda purbakala peninggalan Kerajaan Dharmasraya, yaitu berupa duplikat patung Bhairawa dan patung Amoghapasa.
Ruang utama museum menampilkan diaroma yang mempresentasikan sistem adat yang dimiliki oleh masyarakat Minang dengan penjelas terstruktur mengenai hubungan kekerabatan dalam adat Minangkabau. Berbeda dari daerah-daerah lainnya di Indonesia yang pada umumnya memegang sistem kekerabatan patrilineal, Minangkabau sendiri menggunakan sistem matrilineal sehingga perempuan memegang pengaruh kuat di Minangkabau. Aktivitas perempuan Minang dipaparkan dengan apik di area museum. Mulai dari mengasuh anak, memasak untuk keluarga dan lingkungan lebih luas, sampai tradisi lisan yang berupa pantun sebagai sarana ibu menanamkan nilai kehidupan bagi anak. Kesenian banyak ditampilkan dalam upacara-upacara adat, salah satunya adalah upacara pernikahan. Di salah satu sudut museum terdapat ruang peragaan pelaminan pernikahan adat Minang. Tentu saja ruangan ini menjadi salah satu yang paling diminati oleh pengunjung.
Selain itu, di bagian ruangan lain terdapat koleksi-koleksi benda bersejarah dan budaya dari Suku Mentawai. Meskipun masih sama-sama dalam satu daerah, yakni Sumatera Barat, Suku Mentawai menerapkan adat istiadat yang sama sekali berbeda yakni menerapkan sistem kekerabatan patrilineal.
Harga Tiket Museum Adityawarman
Untuk menikmati keindahan budaya di Museum Adityawarman, pengunjung akan dikenakan harga tiket sebesar Rp 5.000 unttuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak.
Jam Bukak Museum Adityawarman
Museum Adityawarma memiliki jam buka yang berbeda-beda.
BACA JUGA:Teknik Terasering Mengubah Tanah Tak Produktif jadi Menguntungkan Seperti Kisah Sulaiman
1.Pada Senin sampai Kamis, jam buka museum mulai pukul 08.30 - 16.00 WIB.
2.Pada hari Jumat, museum buka mulai pukul 08.30 - 11.30 WIB dan 13.30 - 16.30 WIB.
3.pada hari Sabtu dan Minggu, museum buka mulai pukul 08.00 - 17.00 WIB.
Sumber:https://padangutara.padang.go.id dan https://id.wikipedia.org