Orang Besar, Program Besar, Hasilnya Nol Besar
Sahad Abdullah--
Opini Oleh: Sahad Abdullah
KABUPATEN Mukomuko pernah dipimpin oleh orang besar. Namanya Ichwan Yunus. Saya katakan orang besar karena memiliki latar belakang pengusaha dan memiliki relasi nasional bahkan internasional. Sebagai orang besar, Ichwan Yunus juga memiliki ide besar untuk memajukan daerah ini.
Saya ambil beberapa contoh, Ichwan Yunus membangun rice milling untuk mendongkrak harga gabah yang selama ini banyak lari ke luar daerah. Juga membangun BBI sebagai upaya meningkatkan produksi ikan air tawar.
Sebab, kebutuhan ikan air tawar di Mukomuko selama ini dan hingga sekarang dipasok dari Bengkulu Utara. Ichwan Yunus juga memproduksi makanan khas Mukomuko, Tortilla. Hanya saja, hingga saat ini, mimpi besar Ichwan Yunus tersebut belum terwujud. Program besar dari orang besar, hasilnya masih nol besar. Kegagalan ini tentu ada sebabnya.
Pertanyaannya adalah, kenapa program besar ini bisa gagal? Saya berpendapat sumber kegagalan adalah program besar ini tidak diimbangi dengan peningkatan SDM dan managemen yang kuat. Dengan kata lain, pengelolaan rice milling, BBI dan Tortilla, tidak ditangani oleh orang-orang yang berkompeten. Program besar dari orang besar ini sepertinya akan menjadi cerita sejarah.
Sumber kegagalan lain, versi saya, gagasan besar ini merupakan program personal bupati. Bukan program pemerintah daerah. Kenapa demikian, karena ketika masa jabatan habis, program tersebut tidak dilanjutkan oleh kepala daerah berikutnya.
Program pembangunan rice milling, BBI dan Tortilla yang digagas oleh Ichwan Yunus, tidak mendapat follow up oleh bupati Choirul Huda. Begitu juga saat Mukomuko dipimpin Sapuan, tidak ada tanda-tanda akan membangkitkan kembali program pemerintahan sebelumnya tersebut. Di sisi lain, Ichwan Yunus sudah terlanjur tidak menyiapkan managemen yang kuat untuk menjalankan gagasan besarnya. Juga tidak ada orang-orang yang mumpuni mengelola itu semua.
Apakah rice milling akan menjadi besi tua, gedung Tortilla menjadi sarang hantu, dan BBI hanya menyerap APBD tanpa memberikan sumbangan PAD? Jawabannya ada pada pengambil kebijakan di negeri ini. Apakah mereka akan fokus dengan programnya sendiri atau melanjutkan program yang akan demi kemajuan daerah ini.
Tulisan ini tidak bermaksud mengesampingkan keberhasilan Ichwan Yunus dibidang lain. Kita semua tentu tahu, bahwa selama 10 tahun menjadi bupati, Ichwan Yunus membawa kemajuan pesat untuk daerah ini. Tapi dari sekian banyak keberhasilan, ada sisi kegagalan yang perlu diambil hikmahnya. Setidaknya agar tidak terulang lagi pada masa yang akan datang.*