Mimpi Indah Petani Sawah, ‘Mimpi Buruk’ IRT
Padi: Lahan persawahan yang sudah menguning, dan sebentar lagi panen --
KORAN DIGITAL RM – Pada musim panen kedua tahun 2023, harga gabah di Kabupaten Mukomuko mencapai puncak tertinggi, Rp6.600,- per kilogram Gabah Kering Panen (GKP). Harga ini memberikan keuntungan tersendiri bagi petani sawah.
Dalam jangka panjang, harga gabah yang tinggi menjanjikan peningkatan ekonomi (Mimpi indah, red) bagi petani sawah. Kenaikan harga gabah, berbanding lurus dengan kenaikan harga beras.
Kenaikan harga beras menjadi keluhan tersendiri (Mimpi buruk, red) bagi Ibu Rumah Tangga (IRT). Dengan naiknya harga beras, otomatis pengeluaran rumah tangga meningkat. Disisi lain, pendapatan rumah tangga pada umumnya tidak meningkat.
Koordinator Penyuluh (Koorluh) Kecamatan Selagan Raya, Hendri, SP mengatakan pada akhir November ini beberapa petani di Selagan Raya mulai memasuki musim panen. Sawah yang mulai panen di wilayah Desa Talang Buai.
BACA JUGA:Memasuki Musim Hujan, Warga Pondok Tengah Harap-harap Cemas
‘’Beberapa petani sudah mulai panen, mereka yang bersawah di wilayah Talang Buai,’’ ujar Hendri.
Hendri juga menyampaikan, kenaikan harga gabah, merupakan keinginan petani sawah. Pasalnya padi merupakan salah satu pendapatan utama mereka. Semakin tinggi harga gabah, semakin baik bagi petani sawah. Dikatakan Hendri, sejak beberapa tahun terakhir kebutuhan petani sawah juga mengalami kenaikan. Salah satu contohnya harga pupuk subsidi yang mengalami kenaikan. Bibit padi juga naik, biaya bajak sawah naik, harga pestisida dan fungisida juga naik.
‘’Sudah sepantasnya harga gabah naik, karena biaya tanam padi juga naik. Kalau harga gabah tidak naik, kasihan petaninya, rugi,’’ tambah Hendri.
Disampaikan Hendri, puncak musim panen diperkirakan terjadi pada pertengahan Desember mendatang. Hendri berharap, harga gabah tidak mengalami penurunan. Dengan demikian petani sawah bisa merasakan harga gabah yang tinggi. Hanya saja, sudah menjadi hukum pasar, semakin banyak penawaran harga turun, dan semakin banyak permintaan harga naik.
BACA JUGA:Memasuki Musim Hujan, Warga Pondok Tengah Harap-harap Cemas
‘’Mudah-mudahan saja harga gabah tetap tinggi pada puncak musim panen. Inilah saatnya mereka bisa merasa nikmat menjadi petani sawah. Tidak hanya dipusingkan dengan serangan hama dan penyakit,’’ harap Hendri.
Lain halnya dengan yang disampaikan Parjiyah (45) IRT asal Desa Sido Makmur, Kecamatan Air Manjuto. Ia mengaku pusing mengatur keuangan keluarga. Pasalnya harga beras terus mengalami kenaikan. Dikatakannya, harga beras yang awalnya Rp90 ribu per karung ukuran 10 Kilogram (Kg), sekarang sudah menyentuh angka Rp150 ribu. Disisi lain, pendapatan sang suami tidak mengalami peningkatan.
‘’Harga beras naik terus. Bingung mengatur uang. Untungnya ada bantuan beras dari pemerintah, cukup membantu,’’ demikian Parjiyah.*