Papeda Makanan Khas Papua Dengan Ikan Kuah Kuning

Papeda khas Papua kuah kuning.--istimewa

 

radarmukomuko.bacakoran.com-Papeda merupakan masakan khas masyarakat Papua, Maluku dan beberapa daerah di Sulawesi. Berbahan dasar sagu, makanan ini memiliki tekstur seperti lem atau gel berwarna putih transparan. Dalam bahasa Inanwatan atau Papua, papeda disebut dengan "dao".

Rasanya yang hambar membuat papeda cocok disajikan dengan ikan tuna yang direndam dalam kuah kunyit atau kuning. Papeda juga sering dinikmati dengan sayur yang diolah dari daun melinjo muda atau disebut juga sayur ganemo. Secara historis, papeda dikenal luas di kalangan masyarakat adat Sentanu dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari. Hidangan lembut ini sering dihidangkan pada acara-acara penting di Papua, Maluku dan sekitarnya. Oleh karena itu, tidak heran jika papeda menjadi salah satu kuliner khas nusantara yang menjadi warisan budaya.

Sebagai hidangan tradisional khas, papeda memiliki sejarah yang panjang. Masyarakat asli Papua menganggap sagu lebih dari sekedar hidangan lezat. Suku-suku di Papua mengenal mitos sagu dengan kisah kelahirannya kembali sebagai manusia.

Bagi masyarakat Raja Ampat, sagu dianggap sebagai sesuatu yang sangat istimewa. Oleh karena itu, pada musim panen sagu, mereka kerap mengadakan upacara khusus sebagai ungkapan rasa syukur dan hormat atas hasil panen sagu (sorgum) yang melimpah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh keluarga.

Papeda juga sering muncul. dalam ritual adat Papua khususnya Watani Kame. Upacara ini dilakukan sebagai tanda berakhirnya siklus kematian seseorang. Setelah itu, papeda terutama dibagikan kepada kerabat yang bermanfaat pada saat upacara Watani Kame. Di Inanwatan, pepaya bersama daging babi juga menjadi sajian yang wajib dihidangkan saat kelahiran anak pertama. Di wilayah ini, papeda juga digunakan oleh wanita saat membuat tato sebagai pereda nyeri. 

Sedangkan di Pulau Seram, Maluku, suku Nuaulu memakan papeda atau disebut sonar monne. Hidangan ini sangat sakral dalam ritual merayakan pubertas anak perempuan. Selain itu, suku Nuaulu dan suku Huaulu juga melarang wanita haid memasak papeda karena menurut mereka proses memasak sagu di papeda dianggap tabu.

Masyarakat Papua, Maluku dan sekitarnya Close-up menganggap papeda sebagai makanan. menjadi makanan pokok keluarga. 

Proses mengolah sagu menjadi bubur papeda memerlukan peralatan memasak. Kemudian, jika air sudah mendidih, tuang sari sagu dan aduk rata hingga mengental dan warnanya berubah dari putih menjadi abu-abu muda. Pengadukan selama proses ini harus searah hingga teksturnya benar-benar seragam untuk mendapatkan bubur ketan.

Gunakan sepasang sumpit atau dua garpu khusus untuk mengambil dan memakan papeda. Caranya dengan menggulung daging papeda di sekitar sumpit atau garpu, lalu menaruhnya di piring dan siap disantap dengan kuah kuning. Tak perlu dikunyah, makan papeda bisa ditelan dan langsung ditelan.

Kuliner warisan Papua dan Maluku ini memiliki banyak manfaat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Selain kaya serat, pepaya juga rendah kolesterol dan bergizi. Papeda mengandung nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi dan lain-lain. Faktanya, konsumsi papeda secara rutin dapat meningkatkan kekebalan dan stamina, mengurangi risiko kanker usus besar, dan membersihkan paru-paru.

Sayangnya, sajian khas negara Papua dan Maluku ini mulai sulit ditemukan, bahkan di negara-negara lain. negara-negara ini. daerah asalnya, sudah mulai langka dijadikan makanan sehari-hari. Namun jangan bersedih, karena kelezatan papeda tidak hanya terkenal di Papua dan Maluku saja, banyak tempat makan di Jakarta yang juga menyajikan papeda. Misalnya saja di kawasan Kelapa Gading terdapat Restoran Yougwa yang merupakan cabang dari Restoran Yougwa Cabang Danau Sentani Jayapura. Saat ini papeda sering dijadikan jajanan atau jajanan yang dijual di pedagang kaki lima.

Sagu sebagai Sumber Makanan Pokok

Selain papeda, sagu juga dapat diolah menjadi berbagai makanan lezat dan bergizi. Secara tradisi, sagu dikenal di daerah-daerah penghasil sagu, khususnya di Inanwatan atau Papua, Maluku, Nusa Tenggara, dan sebagian besar wilayah Indonesia Timur lainnya. Sagu menghasilkan beberapa produk makanan seperti sagu lempeng, sagu bakar kelapa, dan sagu bakar apatar.

Tag
Share