Israel Kembali Menyerang Gaza Gencatan Senjata Mulai Goyah

Israel Kembali Menyerang Gaza Gencatan Senjata Mulai Goyah.-Dedi Sumanto-Sceenshot

koranrm.id - Gencatan senjata di wilayah pesisir Gaza mulai rapuh. Sebab, militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara yang menewaskan setidaknya 25 warga Palestina di Jalur Gaza setelah pasukan mereka dilaporkan diserang. Insiden ini memicu eskalasi baru yang kembali menguji gencatan senjata di wilayah pesisir itu. Serangan di Kota Gaza dan wilayah selatan tersebut, adalah merupakan gelombang serangan mematikan kedua sejak gencatan senjata yang didukkung Amerika Serikat (AS) antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober lalu. Kelompok di Khan Younis, Gaza selatan, sebelumnya juga melepaskan tembakan ke arah tentara Israel, meski tidak ada yang terluka, menurut keterangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Sebagai respons, Israel mulai menyerang target-target teroris Hamas di seluruh Jalur Gaza. 

Pada akhir Oktober lalu, militer Israel menewaskan lebih dari 100 orang di Gaza, dalam serangan balasan atas kematian seorang tentara Israel serta kegagalan Hamas mengembalikan jenazah sandera sesuai tenggat waktu yang disepakati. Hamas yang didukung Iran juga mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa lebih dari 300 orang telah tewas sejak gencatan senjata Gaza diberlakukan. Kelompok itu menyerukan kepada AS, Turki, Mesir, dan Qatar sebagai mediator gencatan senjata untuk memastikan Israel mematuhi perjanjian damai tersebut. Lonjakan kekerasan terbaru terjadi dua hari setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi rancangan AS yang didasarkan pada rencana perdamaian sekitar 20 poin dari Presiden AS Donald Trump untuk Gaza.

Rencana Trump, yang mencakup perlucutan senjata Hamas pada tahap berikutnya, serta pembentukan Pasukan Stabilitas Internasional, ditolak oleh Hamas dan beberapa faksi Palestina lain. meskipun demikian, kelompok itu awalnya menerima kesepakatan yang memungkinkan jeda dalam perang dua tahun tersebut. Untuk tahap pertama kesepakatan gencatan senjata bertahap, itu membuat Hamas membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup dan kemudian menyerahkan sebagian besar jenazah sandera. Kelompok militan itu masih menahan tiga jenazah sandera, dengan alasan membutuhkan peralatan dan mesin untuk menemukan serta mengambilnya. Konflik bermula ketika Hamas menyerang wilayah Israel pada Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya. Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 69.000 warga Gaza, menurut kementerian kesehatan Gaza seperti yang dikutip Bloomberg Technoz.

Pada Selasa kemarin, serangan udara Israel menewaskan 13 orang di kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon. Militernya mengatakan serangan itu menargetkan kompleks pelatihan yang berafiliasi dengan Hamas di Kota Sidon, Lebanon selatan. Di Lebanon selatan, militer Israel umumnya menyerang fasilitas dan anggota Hizbullah, kelompok yang juga didukung Iran. Mereka melancarkan serangan ke Israel untuk mendukung sekutunya, Hamas, sehingga memicu perang dengan negara Yahudi tersebut sebelum gencatan senjata yang didukung AS dan Prancis. Israel menyatakan serangan pasca gencatan senjata di Lebanon yang memicu kekhawatiran konflik regional kembali meluas. Tujuannya mencegah Hizbullah bangun kembali kekuatannya, setelah kelompok tersebut kehilangan sebagian besar kapabilitas militernya selama perang berlangsung.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan