Sapi Diliarkan Jadi Tantangan Berat TPKK Sido Makmur dalam Program Ketahanan Pangan
pembuatan pagar untuk melindungi tanaman jagung dari serangan hama sapi.-Sahad-Radar Mukomuko
koranrm.id – Program ketahanan pangan melalui penanaman jagung seluas 1 hektare (Ha) di setiap desa di Kabupaten Mukomuko mulai direalisasikan. Namun, dalam pelaksanaannya, setiap desa menghadapi tantangan yang berbeda-beda. Khusus di Desa Sido Makmur, Kecamatan Air Manjuto, masalah yang muncul cukup unik: gangguan sapi yang diliarkan.
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Khusus (TPKK) Sido Makmur, Rudi Santoso, mengatakan bahwa penanaman jagung di desanya telah dimulai pada minggu pertama Oktober. Namun, proses tersebut tidak berjalan mulus karena adanya serangan dari sapi yang bebas berkeliaran pada malam hari.
“Setiap pagi kami menemukan jejak sapi baru di sekitar lahan. Ini menjadi indikasi bahwa banyak sapi yang diliarkan pemiliknya, dan hal ini jelas menjadi ancaman bagi tanaman jagung,” ungkap Rudi, Sabtu (5/10).
Rudi menjelaskan, Desa Sido Makmur tidak memiliki lahan khusus untuk penanaman jagung. Oleh karena itu, pihaknya harus bekerja sama dengan warga yang bersedia meminjamkan lahannya. Kebetulan ada salah satu warga yang baru membuka kebun sawit, mengganti kebun karet sebelumnya, sehingga lahan tersebut dimanfaatkan untuk program ketahanan pangan.
Meski sudah mendapatkan lahan, permasalahan baru muncul. Serangan sapi yang diliarkan memaksa kelompok tani untuk mengeluarkan biaya tambahan. Solusi yang diambil adalah membangun pagar di seluruh area tanaman jagung.
“Mulai dari pembelian peralatan untuk pagar hingga membayar tenaga kerja, semuanya membutuhkan biaya ekstra. Tapi ini harus dilakukan agar tanaman aman dari gangguan,” jelasnya.
Saat ini, proses tanam sudah selesai, pagar juga telah dipasang, dan kelompok tinggal melakukan perawatan. Rudi berharap pemilik ternak dapat lebih peduli dan tidak lagi melepas sapi di sekitar lahan pertanian.
“Kami tidak melarang warga memelihara sapi, tapi mohon jangan diliarkan. Kalau dilepas begitu saja, jelas merugikan petani yang sedang berusaha mendukung program pemerintah,” tegasnya.
Dengan segala keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, TPKK Sido Makmur tetap optimis dapat menyukseskan program ketahanan pangan di desanya.