Berikut Setan yang Menggoda Manusia untuk Lalai dari Salat

Berikut Setan yang Menggoda Manusia untuk Lalai dari Salat--screnshoot dari web

koranrm.id - Sejak awal penciptaan manusia, setan berjanji untuk menyesatkan anak cucu Adam dari jalan yang lurus. Janji itu tertuang dalam firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 16–17, di mana Iblis menyatakan akan menggoda manusia dari segala arah agar mereka berpaling dari ketaatan. Salah satu strategi setan adalah menanamkan rasa malas, terutama dalam ibadah yang wajib.

Dalam tradisi Islam, para ulama menjelaskan bahwa setan memiliki jenis dan peran yang berbeda. Ada yang bertugas membisikkan keraguan, ada pula yang memelihara rasa malas. Salah satu nama yang sering disebut adalah Khanzab, setan yang menggoda manusia ketika salat.

 Ia mengganggu konsentrasi, membuat pikiran melayang, bahkan menunda-nunda seseorang untuk segera mendirikan salat tepat waktu. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim,Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa jika seseorang terganggu dalam salatnya, hendaklah ia meludah kecil ke arah kiri sebanyak tiga kali sambil membaca isti‘adzah (memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan).

Gangguan ini sering muncul dalam bentuk yang sederhana. Misalnya, seseorang yang sudah mendengar azan justru merasa berat untuk segera bangun. Tiba-tiba muncul pikiran bahwa pekerjaan masih banyak, tubuh terasa letih, atau keinginan menunda hanya sebentar. 

Penundaan itu kemudian memanjang, hingga waktu salat terlewat. Begitulah cara setan bekerja ia tidak selalu datang dengan ajakan terang-terangan, tetapi melalui bisikan kecil yang menumbuhkan rasa malas.

Di sisi lain, malas salat juga terkait erat dengan kondisi hati. Ketika iman menguat, rasa malas bisa ditekan. Namun ketika hati lalai, setan lebih mudah menanamkan pengaruhnya. 

Allah menegaskan dalam surah An-Nisa ayat 142 bahwa orang munafik melaksanakan salat dengan malas, hanya sekadar formalitas di depan manusia. Ayat ini menjadi peringatan bahwa rasa malas dalam salat bukan hanya soal kelemahan fisik, tetapi juga cerminan dari kelemahan jiwa.

Lalu bagaimana manusia bisa melawan godaan tersebut? Islam memberikan jalan yang jelas. Pertama, memperkuat niat dan kesadaran bahwa salat adalah kebutuhan rohani, bukan sekadar kewajiban. 

Kedua, membiasakan diri untuk segera memenuhi panggilan azan tanpa menunda. Ketiga, memperbanyak doa memohon perlindungan dari setan. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa agar hati tetap kokoh dan tidak mudah digoyahkan oleh godaan.

Selain itu, menjaga lingkungan dan rutinitas juga menjadi cara efektif. Orang yang berada di lingkungan yang rajin beribadah akan lebih termotivasi untuk melawan rasa malas. Demikian pula dengan membiasakan diri tidur lebih awal dan menjaga kesehatan, karena tubuh yang segar akan lebih ringan diajak untuk beribadah.

Gangguan setan terhadap salat tidak bisa dianggap sepele. Salat adalah penghubung antara manusia dengan Tuhannya. Ketika seseorang malas salat, hubungan itu melemah, dan celah bagi setan untuk masuk semakin terbuka.

 Karena itu, melawan rasa malas bukan sekadar urusan disiplin waktu, melainkan juga perjuangan spiritual untuk menjaga iman.

Sejarah para sahabat Rasulullah ﷺ menunjukkan keteguhan mereka dalam melaksanakan salat meski dalam keadaan sulit. Dalam peperangan sekalipun, mereka tidak meninggalkan salat. 

Kisah ini mengajarkan bahwa kesungguhan hati lebih kuat daripada alasan apa pun. Jika para sahabat mampu menjaga salat di tengah medan perang, maka manusia modern semestinya bisa menjaga salat di tengah kesibukan harian.

Sumber berita:

• Al-Qur’an, Surah Al-A’raf (7): 16–17.

• Al-Qur’an, Surah An-Nisa (4): 142.

• Muslim, Shahih Muslim, Kitab Ash-Shalah, hadis tentang gangguan setan dalam salat.

• Al-Ghazali, *Ihya Ulumuddin*, Bab tentang gangguan setan dalam ibadah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan