Gorengan Wajib Ada Saat Berbuka? Kenali 5 Bahaya Mengkonsumsi Gorengan Saat Berbuka

Gorengan--ISTIMEWA

radarmukomuko.bacakoran.co - Gorengan adalah camilan yang paling banyak ditemui di Indonesia. Saat berbuka gorengan kerap menjadi makanan yang wajib ada sebagai takzil berbuka puasa. Rasanya yang gurih, renyah terlebih saat masih hangat gorengan akan lebih nikmat untuk disantap. Oleh sebab itu hampir seluruh masyarakat Indonesia menyukai 

Gorengan di Indonesia sangat beragam mulai dari bakwan, pisang goreng, tempe goreng, tahu isi hingga berbagai gorengan tradisional lainnya. Camilan yang enak disantap kapanpun terlebih ditemani cabai dan sambal membuat orang sering mengkonsumsi gorengan secara berlebihan.

Berikut bahaya mengkonsumsi gorengan berlebih saat berbuka puasa yang harus diwaspadai.

1. Memicu Lemak Berlebih Dan Kegemukan

Makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori dibandingkan makanan yang tidak digoreng. Oleh karena itu, terlalu banyak mengonsumsi gorengan saat berpuasa dapat meningkatkan asupan kalori secara signifikan. Belum lagi kandungan lemak trans pada gorengan juga meningkatkan risiko penambahan berat badan. Bukan tidak mungkin kebiasaan mengonsumsi gorengan setiap hari pada akhirnya akan berujung pada obesitas.

2. Lemak Trans Meningkatkan  Kolestrol Jahat 

Lemak trans yang terdapat pada gorengan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh (low-density lipoprotein/LDL). Oleh karena itu, semakin banyak gorengan yang Anda makan, semakin tinggi jumlah lemak jahat dalam tubuh Anda. Menurut penelitian tahun 1997 yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit. penyakit. Termasuk penyakit jantung, kanker dan masih banyak penyakit lainnya.

3. Berpotensi Mengandung Akrilamida

Membatasi asupan gorengan saat berpuasa adalah karena gorengan mungkin mengandung akrilamida. Dimana zat ini merupakan beracun yang dapat terbentuk dalam makanan saat dimasak pada suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang. Akrilamida terbentuk melalui reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagin. Makanan bertepung seperti keripik kentang sering kali mengandung kadar akrilamida yang lebih tinggi. Tingginya kadar akrilamida dalam tubuh dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.

4. Kandungan Minyak Yang Sulit Dicerna

Kandungan lemak pada minyak goreng cenderung sulit dicerna. Hal ini menyebabkan tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna makanan yang digoreng, sehingga dapat mengganggu dan menghambat saluran pencernaan dalam mencerna nutrisi lainnya.

5. Meningkatkan Resiko Diabteta Type 2

Sebuah studi tahun 2014 yang dilakukan para peneliti di Harvard School of Public Health menemukan bahwa seringnya konsumsi makanan yang digoreng secara signifikan dikaitkan dengan risiko terkena diabetes tipe 2.*

Sumber : 

https://www.halodoc.com/artikel/5-alasan-perlu-membatasi-makan-gorengan-saat-buka-puasa

Tag
Share