Pemuda Setia Budi dan PT Agro Muko "Berbalas Pantun"

Pllakat di jalan kebun PT. AGro Muko-Sahad-Radar Mukomuko

Manager: Hanya Miskomunikasi 

koranrm.id - Hubungan antara Pemuda Desa Setia Budi, Kecamatan Teras Terunjam dengan manajemen PT. Agro Muko Tanah Rekah Estate sempat memanas. Hal itu dipicu oleh rencana penutupan jalan perusahaan penghubung antara jalan provinsi di Desa Setia Budi dengan jalan nasional di kawasan abrasi. 

Rencana penutupan jalan diawali dengan pemasangan plakat pemberitahuan. Plakat dipasang di tengah jalan, sehingga menimbulkan kesan jalan langsung ditutup. Akibatnya warga Setia Budi yang selama ini menggunakan jalan tersebut merasa tersinggung. 

Pemuda Setia Budi melakukan aksi balasan dengan menutup saluran pembuangan air yang ada di wilayah Setia Budi. Aksi "Berbalas Pantun" (Saling menutup, red) terjadi pada awal Juli 2025 lalu. 

BACA JUGA:2 Koperasi Desa Percontohan Dibekali Modal Hingga Rp 10 Miliar

Kades Setia Budi, Jumadi, menyampaikan selama ini hubungan pemerintah desa dan masyarakat Setia Budi dengan PT. Agro Muko khusus Tanah Rekah Estat, sangat baik. Kedua belah pihak saling menghormati. Selama ini banyak warga Setia Budi yang melitasi jalan perusahaan. Dan selama itu juga tidak pernah menganggu tanam atas fasilitas milik perusahaan. Hanya sekedar numpang lewat. 

"Terkait rencana penutupan jalan, Manager PT. Agro Muko Tanah Rekah Estate pernah menyampaikan dengan saya. Atas rencana tersebut, saya sampaikan sebaiknya jalan jangan ditutup karena bisa memicu konflik dengan warga," ujar Jumadi. 

Apa yang khawatirkan Jumadi, benar-benar menjadi kenyataan. Sehari setelah plakat di pasang, 4 Juli 2025, pemuda Setia Budi melakukan protes. Bukan hanya protes, pemuda juga melakukan aksi penutupan saluran air pembuangan dari perkebunan PT. Agro Muko menuju Sungai Selagan. 

"Atas hal ini, kami masih membuka diri untuk duduk bersama menyelesaikan masalah ini," tambah Jumadi. 

BACA JUGA:HUT IAD ke 25, Gelar Donor Darah di Kejaksaan Mukomuko

Masih Jumadi, sejak terjadi penggantian Manager di Tanah Rekah Estate, komunikasi kurang lancar. Hal itu ditandai dengan lambannya respon perusahaan saat pemerintah desa mengajukan bantuan. Ia mencontohkan, perusahaan tidak merespons saat pemuda mengajukan bantuan untuk memotong rumput di lapangan sepak bola. 

"Pemuda minta bantuan untuk motong rumput di lapangan. Tapi tidak direspons. Hal itu juga membuat pemuda kecewa," ungkap Jumadi. 

Manager PT. Agro Muko Tanah Rekah Estate, Sahrul, mengatakan hal itu hanya miss komunikasi. Dengan kata lain, pada dasarnya tidak ada masalah yang serius. Ia mengatakan, penutupan jalan tersebut baru rencana. Pemasangan plakat dimaksudkan bentuk sosialisasi sambil menyiapkan jalan yang lebih baik untuk akses masyarakat melewati jalan perusahaan yang berada di perumahan perusahaan. Dikatakan Sahrul, penutupan jalan jalur ini dilakukan agar akses masyarakat melalui satu pintu, yakni jalan perumahan. Jalan dimaksudkan lebih lebar sehingga lebih nyaman saat dilewati. Dan jalan dari Setia Budi menuju jalan perusahaan sudah aspal, sehingga tidak menyulitkan masyarakat. 

"Rencana pengalihan jalan tahun 2026. Memang ada kesalahan anggota saat pasangan plakat,  plakat dipasang di tengah jalan," jelas Sahrul. 

BACA JUGA:Hasil Lomdeskel Tingkat Provinsi Resmi Diumumkan

Soal bantuan yang lambat respon, Sahrul mengatakan, sebagai Manager Estate, dirinya tidak diberi kewenangan untuk memutuskan. Setiap permohonan bantuan hendaknya disampaikan secara tertulis. Permohonan tersebut selanjutnya disampaikan ke pimpinan untuk mendapat persetujuan. "Perusahaan ada ketentuan terkait permohonan bantuan. Permintaan bantuan hendaknya secara tertulis, tidak cukup hanya pesan WhatsApp. Terkait permintaan bantuan potong rambut lapangan oleh pemuda Setia Budi, tidak kunjung dilakukan karena mesin kami dua-duanya rusak," ungkap Sahrul. Secara umum, Sahrul mengatakan, ketidakharmonisan hubungan antara PT. Agro Muko Tanah Rekah Estate dengan masyarakat Setia Budi, belakangan ini disebabkan kesalahpahaman. Ia berharap masalah cepat selesai terjadi hubungan yang lebih baik di kemudian hari. 

"Tidak ada masalah yang prinsip. Hanya miskomunikasi saja,' demikian Sahrul.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan