Mobil Listrik Sebagai Pilihan Rasional, Karena Harganya Sudah Terjangkau dan Harga Batrainya Turun 80 Persen

Mobil Listrik Sebagai Pilihan Rasional, Karena Harganya Sudah Terjangkau dan Harga Batrainya Turun 80 Persen--screenshot dari web.

KORANRM.ID - Di tengah hiruk-pikuk kota modern mobil-mobil yang melaju nyaris tanpa suara, hanya menyisakan desiran angin yang lembut. 

Kendaraan ini bukan sekadar simbol kemajuan teknologi, tetapi juga cerminan kesadaran akan pentingnya menjaga bumi tetap lestari. 

Mobil listrik, yang dulu identik dengan harga selangit dan hanya bisa dimiliki kalangan terbatas, kini perlahan menjelma menjadi pilihan nyata bagi masyarakat luas. 

Harga yang kian terjangkau dan keberadaannya yang semakin marak di pasar menjadi angin segar bagi mereka yang mendambakan transportasi ramah lingkungan.

Perjalanan mobil listrik hingga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat bukanlah sebuah kisah instan. 

Beberapa dekade silam, kendaraan listrik hanya dipandang sebagai proyek masa depan yang belum tentu terwujud. 

Namun, seiring meningkatnya kepedulian terhadap krisis iklim, produsen otomotif besar dunia mulai berbenah. 

Dukungan dari berbagai pemerintah dengan insentif pajak, subsidi, hingga pembangunan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian baterai turut mempercepat pergeseran ini. 

Kini, di berbagai sudut kota besar di Asia, Eropa, hingga Amerika, mobil listrik dengan harga kompetitif sudah banyak ditemui di jalan raya.

Pabrikan-pabrikan ternama, mulai dari Tesla, BYD, hingga Hyundai, berlomba menghadirkan produk dengan harga yang lebih bersahabat. 

Bahkan di Indonesia, merek-merek seperti Wuling dengan Air EV, DFSK dengan Gelora E, hingga Hyundai Ioniq 5 berhasil menarik minat masyarakat karena menawarkan kombinasi harga terjangkau dan fitur modern. 

BACA JUGA:5 Alasan Mobil Listrik Lebih Worth It di Tahun Ini, Masa Depan yang Ramah Lingkungan dan Hemat Biaya

Wuling Air EV, misalnya, dibanderol mulai dari Rp 200 jutaan, angka yang relatif dapat dijangkau oleh kalangan menengah perkotaan. 

Kehadiran model-model ini menjadi jawaban atas keraguan banyak orang bahwa kendaraan listrik hanya untuk kaum elite.

Munculnya mobil listrik dengan harga ramah kantong tak terlepas dari kemajuan teknologi produksi. 

Baterai, yang selama ini menjadi komponen termahal dalam kendaraan listrik, mengalami penurunan biaya produksi secara signifikan. 

Laporan Bloomberg New Energy Finance mencatat bahwa sejak 2010 harga baterai lithium-ion turun lebih dari 80%. 

Efisiensi produksi massal, inovasi dalam desain, serta penggunaan material yang lebih murah tanpa mengorbankan kualitas menjadi kunci keberhasilan ini. 

Alhasil, mobil listrik kini hadir bukan hanya dalam wujud sedan futuristik, tetapi juga dalam model city car, SUV ringkas, bahkan kendaraan niaga.

Fenomena ini membawa dampak luas, bukan hanya bagi industri otomotif, tetapi juga bagi pola pikir konsumen. 

Mobil listrik bukan lagi dilihat semata sebagai gaya hidup atau simbol status, melainkan sebagai pilihan rasional. 

Konsumen yang cerdas kini menimbang biaya operasional yang jauh lebih hemat. Tanpa kebutuhan bahan bakar fosil, pengeluaran harian menjadi lebih ringan. 

Perawatan pun relatif lebih sederhana karena minimnya komponen mekanis bergerak seperti yang terdapat pada mesin dengan bahan bakar minyak. 

Banyak pengguna awal di kota-kota besar Indonesia mengakui bahwa pengalaman berkendara mobil listrik memberikan kenyamanan baru: senyap, responsif, dan bebas emisi.

Pemerintah berbagai negara, termasuk Indonesia, turut memberi dukungan agar mobil listrik semakin menjangkau kalangan luas. 

Ragam kebijakan pro-listrik, mulai dari insentif pajak, pembebasan bea masuk untuk komponen utama, hingga pembangunan infrastruktur charging station terus digenjot. Upaya ini bukan tanpa alasan. 

Krisis polusi udara dan ketergantungan pada bahan bakar impor menjadi ancaman serius yang harus diatasi. 

Mobil listrik menjadi salah satu pilar strategi nasional menuju transisi energi bersih. Target ambisius pun dicanangkan: Indonesia, misalnya, menargetkan dua juta unit kendaraan listrik beredar di jalanan pada 2030.**

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan