Terkendala Air, Sawah di Wilayah Ipuh Sulit Berkembang
Petugas Penyuluh Pertanian di Kecamatan Ipuh.--ISTIMEWA
KORAN DIGITAL RM – Berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) potensi sawah di Kecamatan Ipuh, mencapai 130,5 Hektare (Ha). Dari potensi yang ada, kurang dari 50 persen yang bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Sisanya tidak bisa ditanami padi karena terkendala pasokan air. Di wilayah ini tidak ada irigasi aktif, dan pengairan sawah pada umumnya hanya mengandalkan hujan. Dengan kata lain, sebagian besar sawah di wilayah ini merupakan tadah hujan.
Irigasi yang ada, mengandalkan sumber air dari situ (Danau keci, red). Jika curah hujan tinggi, petani bisa tanam padi 2 kali dalam setahun. Kadang petani harus menerima kenyataan tidak bisa tanam padi atau gagal panen, akibat kemarau. Sedangkan produktivitas sawah, tidak jauh beda dengan sawah di kecamatan lain, sekitar 6,5 ton per hektare.
Dengan kondisi yang ada, maka sawah di kecamatan ini sulit untuk dikembangkan lebih lanjut.
BACA JUGA:Pecah Telur, Inilah 12 Desa yang Sudah Cairkan APBDes Tahap 1
Bambang Herwanto, SP PP Urusan Sumber Daya Alam menyebutkan, persawahan di Kecamatan Ipuh saat ini masih mengandalkan curah hujan karena kurangnya sistem irigasi aktif yang dapat djadikan sumber air bagi persawahan. Jika dilanda kemarau yang cukup panjang maka petani tidak dapat menanam padi karena tidak adanya sumber air.
Persawahan terletak di wilayah Pasar Ipuh dan Desa Semundam. Untuk saat ini persawahan di Desa Semundam memasuki masa pembajakan dengan luas 30 Ha untuk proses penanaman kembali.
Hasil produksi padai terbesar di wilayah Ipuh sendiri terletak di hamparan Pasar Ipuh dimana hampatan persawahan tersebut dimliki oleh 7 Desa dengan pengelolaan secara mandiri oleh masyarakat. Saat ini hasil padi sebagian besar dikelola mandiri oleh petani untuk menjadi stok pangan dan akan dijual dalam bentuk beras jika dibutuhkan.
BACA JUGA:Distribusi Susu, Diikuti Pergeseran Pasukan
“Untuk saat ini di Kecamatan Ipuh hanya Desa Semundam yang memiliki irigasi Desa dengan mengandalkan air situ, jika curah hujan tinggi dan air situ meningkat maka irigasi dapat digunakan dengan baik, tapi jika kemarau air situ juga akan mengering dan tidak dapat digunakan” Bambang Herwanto.
Penanaman padi di Kecamatan Ipuh saat ini bergantung pada cuaca dan curah hujan. Irigasi pada persawahan di Kecamatan Ipuh sendiri tidak memiliki irigasi dan mengandalkan air hujan, namun persawahan di Desa Semundam memiliki irigasi desa dimana mengandalkan situ atau danau yang dapat membantu untuk dijadikan sumber irigasi persawahan namun irigasi ini masih kurang efektif dan masih bergantung pada curah hujan.
BACA JUGA:Belum Seumur Jagung Diperbaiki, Jalan Nasional Rusak Lagi
“Kendala pada saat ini hanya cuaca, kurangnya curah hujan membuat petani tidak bisa menanam padi karena sawah mengalami kekeringan, kedua yaitu pagar dimana wilayah persawahan yang kurang pengawasan dan keamanan seperti pagar cukup berpengaruh karena jika sawah tidak dibuatkan pagar maka rawan dirusak oleh hewan ternak” demikian Bambang.*