Trik Tanam Organik, Biaya Murah, Hasilnya tak Kalah
‘Bermain’ Organik, Ternyata Ngeri-ngeri Sedap-SAHAD/RADAR MUKOMUKO-
KORAN DIGITAL RM - Menanam organik, belum familier di kalangan petani Kabupaten Mukomuko. Baik petani sawah maupun petani holtikultura.
Petani lebih suka menggunakan kimia, untuk kebutuhan tanaman mereka. Baik pupuk maupun insektisida. Selain harga murah, pasokan juga melimpah. Dan mudah didapat, karena dijual bebas.
Sebaliknya, organik yang dikenal oleh petani, baru sebatas pupuk. Baik pupuk padat maupun cair. Harganya mahal, barangnya sulit dicari. Sehingga menimbulkan kesan, tanam organik itu mahal dan susah.
Ada trik tanam organik dengan biaya murah, dan hasilnya tidak kalah dengan tanam kimia. Trik ini sudah dicoba oleh beberapa petani sawah maupun holtikultura di beberapa desa. Diantaranya petani di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang, Desa Tirta Makmur, Kecamatan Air Manjuto, dan Desa Karang Jaya, Kecamatan Teras Terunjam.
BACA JUGA:16 Putra Terbaik Mukomuko Diberangkatkan Mengikuti Diktukba
"Tanam organik biaya sangat murah dibandingkan kimia. Kita bisa hemat biaya hingga 50 persen, bahkan lebih. Pertama hasilnya sedikit menurun dibandingkan kimia. Setelah tanam kedua dan seterusnya, hasilnya terus meningkat," ujar Edry Yansen, pelopor organik di Kabupaten Mukomuko.
Ada trik agar tanam organik menjadi murah. Pertama buat pupuk organik padat atau bokasi, sendiri. Bahan bakunya memanfaatkan kotoran sapi atau kambing. Selain pupuk padat, dibuat Pupuk Organik Cair (POC). Salah satunya bahan bakunya, urine kambing atau sapi. Pembuatan pupuk organik ini menggunakan sistem fermentasi.
Kalau malas membuat atau terkendala bahan baku, POC bisa dibeli. Beli POC yang non pabrikkan.
"Dari 13 kebutuhan tanaman, baik padi maupun holtikultura, 9 diantaranya bisa dibuat sendiri. Bahannya kita ambil dari lingkungan. Misalnya kotoran ayam sedikit, atau tanah di rumpun pisang," tambah Yansen.
BACA JUGA:TPK Padang Gading Siap Sambut Kegiatan 2024
Trik berikutnya, tanam organik biaya murah adalah, perluas pergaulan. Kenali dan dekati petani holtikultura yang sudah ada. Dengan komunikasi yang baik, para petani organik akan berbagi ilmu. Mereka akan membimbing dan mengajak bersama-sama tanam organik.
"Kalau nggak tahu cara membuat formula organik, silakan datang ke rumah. Kita sama-sama belajar. Alat dan bahan lengkap. Kalau mau yang siap pakai juga ada, juga lengkap. Mari bersama-sama kembangkan pangan organik. Untuk kesehatan diri sendiri dan juga masyarakat luas," demikian Yansen.*