radarmukomukobacakoran.com - Dalam kehidupan spiritual umat Islam, dzikir merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan.
Dzikir atau mengingat Allah secara konsisten dapat menjadi salah satu cara untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Namun, sering kali kita menemukan fenomena di mana seseorang mungkin rajin berdzikir tetapi mengabaikan kewajiban sholat. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: apa bahaya dari mengutamakan dzikir tanpa menunaikan sholat? Untuk menjawab pertanyaan ini, artikel ini akan mengulas pandangan dari Ustaz Abdul Hakim (UAH) dan mengutip pendapat dari kitab KH Hasyim Asy'ari untuk memberikan pemahaman yang mendalam. Dalam konteks perbincangan ini, pihak-pihak yang terlibat meliputi para praktisi agama Islam yang rajin berdzikir tetapi seringkali mengabaikan sholat. Selain itu, Ustaz Abdul Hakim (UAH) dan kitab karya KH Hasyim Asy'ari merupakan otoritas penting dalam menjelaskan bahaya perilaku ini. Ustaz Abdul Hakim adalah seorang ulama kontemporer yang dikenal karena penjelasan mendalam tentang masalah-masalah agama dalam kehidupan sehari-hari. KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), juga merupakan sumber rujukan penting dalam kajian fiqh dan tasawuf Islam. Bahaya utama dari sering berdzikir tanpa menunaikan sholat terletak pada ketidakseimbangan dalam praktik ibadah. Menurut ajaran Islam, sholat merupakan salah satu rukun iman yang paling penting dan wajib dilakukan lima kali sehari. Dzikir, meskipun merupakan ibadah yang sangat bermanfaat, tidak dapat menggantikan kewajiban sholat. Menurut Ustaz Abdul Hakim, pengabaian sholat dapat menyebabkan ketidakcukupan dalam ketaatan kepada Allah. Dalam ajaran Islam, sholat tidak hanya merupakan ritual fisik tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam yang tidak bisa digantikan oleh dzikir saja. KH Hasyim Asy'ari dalam kitabnya menggarisbawahi bahwa sholat adalah pilar utama dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan ketundukan. Dzikir memang bisa memperkuat keimanan dan mendekatkan diri kepada Allah, tetapi sholat merupakan bentuk ketaatan yang lebih struktural dan fundamental dalam ajaran Islam. Tanpa sholat, seseorang mungkin merasa telah menjalankan sebagian dari kewajiban agama, namun sebenarnya ia masih kekurangan dalam memenuhi rukun-rukun utama dalam Islam. Fenomena sering berdzikir tetapi tidak sholat biasanya terjadi di kalangan individu yang mungkin memiliki niat baik untuk mendekatkan diri kepada Allah namun belum sepenuhnya memahami kewajiban-kewajiban dasar dalam Islam. Ini sering kali terjadi pada mereka yang baru memulai perjalanan spiritual atau pada mereka yang mungkin memiliki kesulitan dalam menjalankan sholat secara konsisten. Menjadi masalah ketika praktik ini terus berlanjut dan tidak disertai dengan kesadaran penuh akan kewajiban sholat yang harus dipenuhi. Perbedaan antara praktik dzikir dan kewajiban sholat paling terasa dalam konteks kehidupan sehari-hari umat Islam. Di masyarakat, terutama dalam komunitas yang mengutamakan praktik spiritual dan tasawuf, kita sering menemukan orang yang sangat aktif dalam dzikir tetapi kurang dalam sholat. Perbedaan ini juga terasa di berbagai lembaga keagamaan dan institusi pendidikan Islam di mana ada penekanan pada keseimbangan antara praktik dzikir dan sholat. Perbedaan ini juga dapat dirasakan di level pribadi, di mana seseorang merasa ada kekosongan spiritual meskipun aktif dalam dzikir namun masih mengabaikan sholat. Fenomena ini bisa terjadi karena berbagai alasan. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman mengenai pentingnya sholat sebagai rukun Islam yang fundamental. Ada juga kemungkinan bahwa individu tersebut memiliki kepercayaan bahwa dzikir yang konsisten dapat menggantikan kewajiban sholat, padahal hal ini bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam beberapa kasus, ada juga faktor lingkungan atau budaya yang mungkin mempengaruhi pandangan seseorang terhadap kewajiban sholat. Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan yang holistik dan edukatif. Pertama, penting untuk meningkatkan pemahaman mengenai ajaran Islam yang benar dan keseimbangan antara dzikir dan sholat. Pendekatan pendidikan melalui kajian kitab kuning, pengajian, dan bimbingan spiritual dapat membantu individu memahami bahwa sholat merupakan kewajiban utama yang harus dilaksanakan bersama dengan dzikir. Kedua, ulama dan pengajar agama perlu terus menerus menekankan pentingnya menjalankan sholat sebagai bagian dari praktik agama yang menyeluruh. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan individu akan lebih memahami pentingnya sholat dan mengintegrasikan keduanya dalam kehidupan sehari-hari. Sering dzikir tetapi tidak sholat merupakan fenomena yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam praktik ibadah. Meskipun dzikir merupakan bagian penting dari kehidupan spiritual, sholat adalah kewajiban fundamental dalam Islam yang tidak dapat digantikan Ustaz Abdul Hakim dan KH Hasyim Asy'ari menekankan pentingnya sholat sebagai rukun Islam yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran. Dengan meningkatkan pemahaman tentang ajaran agama dan keseimbangan antara dzikir dan sholat, diharapkan umat Islam dapat menjalankan kedua bentuk ibadah ini dengan baik dan menyeluruh. Referensi 1. Kitab Kuning Karya KH Hasyim Asy'ari - Referensi utama mengenai ajaran Islam dan pentingnya sholat. 2. Ustaz Abdul Hakim (UAH) - Penjelasan Mengenai Kewajiban Sholat dan Dzikir 3. Lembaga Pendidikan Islam - Pengajaran Sholat dan Dzikir 4. Majelis Ulama Indonesia (MUI) - Fatwa dan Panduan Praktik Ibadah 5. Al-Qur'an dan Hadis - Referensi Utama Mengenai Sholat dan Dzikir
Kategori :