Dua peristiwa ini tidak hanya menyebabkan kehancuran yang dahsyat di Jepang, tetapi juga mempercepat kekalahan negara tersebut dalam Perang Dunia II.
Kabar tentang pengeboman ini sampai ke telinga para pemimpin Indonesia, yang kemudian memanfaatkannya sebagai momentum untuk memproklamasikan kemerdekaan secepat mungkin, sebelum Jepang menyerah secara resmi dan kekuasaan kembali diambil alih oleh Sekutu.
4. Pemuda “Menculik” Soekarno Hatta ke Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 16 Agustus 1945 merupakan salah satu momen paling krusial dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Para pemuda yang tergabung dalam kelompok Menteng 31, dipimpin oleh Chaerul Saleh, merasa bahwa Soekarno dan Hatta terlalu lamban dalam mengambil keputusan untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Dalam upaya mendesak kedua tokoh ini, mereka “menculik” Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, sebuah kota kecil di Karawang, Jawa Barat.
Di tempat inilah mereka berdiskusi panjang tentang rencana proklamasi, sebelum akhirnya kembali ke Jakarta pada malam harinya untuk merumuskan naskah proklamasi.
5. Naskah Proklamasi Ditulis di Rumah Laksamana Maeda
Setelah peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta, bersama dengan para pemuda, kembali ke Jakarta dan menyusun naskah proklamasi di rumah Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira tinggi Angkatan Laut Jepang yang simpati terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Rumah Laksana Maeda yang terletak di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta, menjadi saksi bisu lahirnya naskah yang akan mengubah sejarah Indonesia selamanya. Saat ini, rumah tersebut telah dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
6. Bendera Pusaka dari Kain Seprai
Istri Soekarno, yakni Fatmawati memiliki peran yang tak kalah penting dalam momen proklamasi ini. Wanita asal Bengkulu ini menjahit sendiri Bendera Merah Putih yang kelak dikenal sebagai Bendera Pusaka, menggunakan kain seprai.
Keterbatasan bahan di masa perang membuat kain seprai menjadi pilihan satu-satunya. Meskipun sederhana, bendera ini menjadi simbol perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia.
7. PPKI Dibentuk Oleh Jepang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) awalnya dibentuk oleh Jepang sebagai bagian dari strategi untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Namun, setelah proklamasi, PPKI berbalik arah menjadi alat yang melegitimasi kemerdekaan Indonesia.
Dalam sidang-sidangnya, PPKI membahas dan mengesahkan Undang-Undang Dasar, serta memilih Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden.