RADARMUKOMUKO.COM-Baju betabur merupakan busana pengantin tradisional Mukomuko. Busana pengantin tradisional Mukomuko biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada saat melaksanakan upacara perkawinan yang terdiri dari pakaian pokok dan pelengkap busana. Pakaian pokok pengantin laki-laki yaitu baju betabur, songket dan celana. Namun terjadi beberapa perubahan pada busana pengantin tersebut, yang mana dulunya celana berwarna hijau dengan panjang celana sampai betis (celana yangkee) namun sekarang celana pengantin pria tersebut berwarna merah dengan panjang celana sampai mata kaki (celana pantalon). Begitu juga dengan pelengkap busana pengantin laki-laki yaitu hiasan kepala (destar) yang dulunya warna merah sekarang ada yang memakai warna kuning.
Menurut Kadir “Seperangkat Busana Pengantin Mukomuko yang digunakan oleh pengantin laki-laki terdiri dari baju betabur warna merah dari bahan beludru, kain songket benang emas warna merah dan celana 3⁄4 warna hijau dari bahan beludru. Pengantin perempuan terdiri dari baju betabur warna merah bahan beludru dan kain songket benang emas warna merah”.
Desain baju pengantin tradisional di Mukomuko sekarang ini mulai bergeser dengan tradisi budaya adat perkawinan Mukomuko dan sudah mengalami beberapa perubahan dari bentuk yang asli, namun hal ini diakibatkan kurangnya kepedulian atau kesadaran masyarakat akan tradisi adat dan istiadat budaya yang dimiliki. Perlengkapan pada busana pengantin Mukomuko yang digunakan juga sudah mulai mengalami perubahan baik dari segi bahan maupun warna yang digunakan.
Berdasarkan fenomena yang ada di lapangan bahwa busana pengantin tradisional di Kabupaten Mukomuko merupakan warisan turun-temurun dari leluhur dalam upacara perkawinan. Namun, masyarakat Mukomuko banyak yang sudah tidak mengetahui simbol-simbol, pelengkap dan aksesoris, cara pemakaianya dan makna yang terkandung di dalam busana tersebut. Hal ini terjadi karena busana pengantin tradisional Mukomuko sebagian di pakai oleh penduduk pendatang dalam upacara perkawinan. Demikian sebaliknya pakaian adat daerah lainnya juga sebagian besar telah dipakai oleh penduduk Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, khususnya tentang busana pengantin.
Makna filosofi busana pengantin Mukomuko
Makna-makna yang terdapat pada busana pengantin perempuan juga baju kebesaran (baju betabur) yang dipakai pengantin tradisional perempuan Mukomuko melambangkan anak gadis yang memakai baju betabur tersebut sudah pantas untuk berumah tangga, baik dari segi fisik maupun mental. Songket benang emas melambangkan kejujuran dan keanggunan seorang istri artinya seorang istri harus memiliki sifat jujur kepada suami.
Singal seorang ratu artinya istri setelah menikah akan menadi ratu di dalam rumah tangga. Ampaian bahu melambangkan keberanian seorang istri untuk mengambil keputusan, menjaga dan memimpin didalam berumah tangga sebagai wakil suami, tusuk konde bunga mata daun bambu melambangkan banyak teka-teki dan masalah didalam rumah tangga artinya didalam rumah tangga seorang istri sangat banyak pekerjaan yang kecil-kecil, tusuk konde bunga matahari melambangkan penerang rumah tangga artinya seorang istri itu biasa mengeluarkan pendapat ketika ada masalah didalam keluarga, gonjai melambangkan cinta kasih sayang kepada keluarga.
Peding melambangkan pandaian mengatur pengeluaran artinya seorang istri harus pandai mengatur pengeluaran. Anting-anting (subang) melambangkan tanggung jawab terhadap tugas rumah tangga. Kalung melambangkan ketabahan seorang istri dalam masalah rumah tangga. Gelang melambangkan seorang yang sudah menikah tidak boleh diganggu artinya seorang yang sudah menikah tidak boleh diganggu dengan orang lain.
Makna filisofi yang terdapat pada busana laki-laki baju kebesaran (baju betabur) melambangkan ketinggian peranan suami dalam rumah tangga, sedangkan celana melambangkan kegagahan dan keberanian suami dalam mempertanggung jawab rumah tangga. Songket benang emas melambangkan kesoponan dalam tingkah laku yang baik dalam rumah tangga.
Destar melambangkan batasan tingkah laku seorang bujang yang sudah beristri, tusuk konde (bunga mata hari dan daun bambu) melambangkan untuk bersatu dilam rumah tangga, peding melambangkan suami pmengatur pengeluaran, kilek-kilek burung melambangkan keselamatan dalam berumah tangga.