Tanaman Karet Diambang Kepunahan, Ini Penyebabnya
Lahan karet di Pondok Tengah yang masih tersisah.--ISTIMEWA
KORAN DIGITAL RM – Tak bisa dipungkiri, jumlah petani yang beralih dari tanam karet menjadi sawit kian hari semakin bertambah banyak. Salah satunya terjadi di Desa Pondok Tengah, Kecamatan V Koto. Pasalnya harga karet dari waktu ke waktu tak kunjung naik bahkan semakin anjlok. Dimana saat ini harga karet per kilogram (kg) hanya berkisar Rp 6 ribu. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Kades Pondok Tengah, Misran.
Misran mengatakan, beberapa tahun lalu lahan perkebunan wilayahnya mayoritas ditanami pohon karet. Namun berangsur-angsur namun pasti, banyak petani yang mulai meninggalkan tanaman karet. Dimana pohon-pohon karet yang dulunya hampir terlihat di seluruh lahan petani mulai ditebangi. Sehingga tanaman-tanaman karet tersebut diganti dengan tanaman sawit.
“Sebelum banyak tanaman sawit, mayoritas petani di sekitar wilayah sini banyak yang menanam pohon karet,” ujarnya.
BACA JUGA:Camat Minta Pemdes Maksimalkan Penyerapan Anggaran Tahun Ini
Lanjutnya, menurut para petani, alasan mereka mengganti tanaman karet dengan sawit karena harga getah karet tidak kunjung naik dari tahun ke tahun. Sehingga jika terus mengandalkan tanaman karet, maka tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Apalagi bagi mereka yang hanya mengandalkan hasil pertanian semata. Belum lagi waktu yang dihabiskan untuk mengurus tanaman karet lebih banyak. Setiap hari petani harus datang ke kebun untuk menyadap getah karet. Selain itu. tauke pembeli getah karet juga mulai berkurang.
“Alasan petani beralih tersebut sebenarnya simpel, yakni harga getah karet dari dulu tidak pernah naik,”tambahnya.
BACA JUGA:Pilkada 2024, Wabup Belum Siap Naik Grade
Masih Kades, berbeda dengan tanaman sawit yang dinilai petani kedepannya cukup menjanjikan. Apalagi harga sawit selalu berubah-ubah setiap waktu. Walaupun sempat turun, pasti adakalanya harga buah sawit akan kembali naik.
Selain itu, waktu yang dibutuhkan merawat dan memanen sawit juga lebih sedikit. Tanaman sawit tidak harus di urus setiap hari layaknya karet. Kemudian dari segi penjualan sangat berlimpah tauke yang siap menampung sawit setiap saat dalam jumlah banyak maupun sedikit.
“Berbeda dengan harga buah sawit, walaupun tidak selalu tinggi tetapi harganya terus bervariasi. Selain itu panennya juga tidak setiap hari seperti menyadap getah karet,”tutupnya.*