Testimoni Tanam Padi Full Organik, Hasilnya Segini
Pelihara sapi dukung tanaman padi organik.-Sahad-Radar Mukomuko
radarmukomukobacakoran.com – Sukawi, warga Desa Ranah Karya, Kecamatan Lubuk Pinang, baru saja panen padi di Demontration Plot (Demplot) tanaman padi full organic. Luas sawah 4 patok atau setara dengan 0,125 Hektare (Ha). Varietas padi yang ditanam AGT 303. Padi dipanen setelah berumur 90 hari.
Setelah ditimbang, padi yang didapat sebanyak 800 Kilogram (Kg) Gabah Kering Panen (GKP). Jumlah tersebut sama dengan 200 Kg per patok. Jika dikonfersikan ke hectare, maka ditemukan angka 7,2 ton, 1 hektare sama dengan 36 patok.
‘’Jika semua dihitung dengan uang, biaya tanam untuk padi seluas 4 patok ini Rp2.160 ribu. Biaya tersebut mulai dari olah tanah, biaya perawatan hingga beli karung. Kalau harga gabah Rp5.500 per kilo, maka uang yang didapat Rp4,4 juta,’’ ujar Sukawi.
Sukawi yang juga Ketua Kelompok Tani (Poktan) Harapan Karya, dalam membuat Demplot padi full organic ini, sebagian bahan yang dibutuhkan tidak beli, tapi dibuat sendiri. Diantaranya pupuk organic F1 Embio, serta Bahan Organik (BO) berupa kotoran sapi. Sedangkan untuk agen hayati yang berfungsi mencegah atau membasmi hama dan penykit, masih dibeli.
‘’Secara umum, Demplot padi full organic ini bisa dikatakan berhasil. Dan nanti akan dibuat lagi,’’ tambah Sukawi.
Dikatakan Sukawi, secara teori tanam padi organic, semakin lama hasilnya semakin meningkat. Pasalnya dengan BO yang ada, kondisi tanah semakin lama semakin bagus. Dan biaya produksi atau biaya panen juga semakin rendah. Dimana formula organic yang selama ini harus beli, bisa dibuat sendiri.
‘’Dengan pupuk organic, semakin lama tanah semakin bagus. Mestinya hasilnya juga meningkat. Teori ini akan saya bukti pada musim panen mendatang,’’ tambah Sukawi.
Dikatakan Sukawi, meskipun tanaman padi ini diberlakukan dengan full organic, hasilnya belum bisa dipastikan bebas residu kimia. Pasalnya tanaman padi yang ada di sekitarnya ditanam dengan cara kimia. Sangat mungkin air yang masuk ke sawah ini sudah tercemar kimia dari sawah lain.
‘’Meskipun diperlakukan full organic, bisa saja gabah ini masih ada residu kimia. Tapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tanaman padi yang full kimia atau semi kimia,’’ ungkap Sukawi.
Sukawi berharap, pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertanian, lebih serius dalam mendukung pengembangan padi organic ini. Agar semakin banyak petani yang tanam padi organic, setidaknya semi organic. Selain biaya lebih murah, ramah lingkungan dan juga menghasilkan produk yang sehat.
‘’Harapan saya, pangan organic ini memiliki pasar sendiri,’’ demikian Sukawi.